Berita Jabar (harapanrakyat.com).- Jumlah desa berstatus mandiri di Jawa Barat (Jabar) bertambah menjadi 269 Desa. Sebelumnya, jumlah Desa mandiri di Jabar hanya 98 Desa saja.
Selain itu, Desa berstatus maju kembali meningkat jumlahnya dari 1.232 Desa menjadi 1.632 desa dalam kurun yang sama.
Di Jabar, saat ini tak ada lagi desa berstatus sangat tertinggal. Sementara, jumlah desa berstatus tertinggal dan berkembang hingga kini terus menurun. Desa tertinggal dari 326 turun jadi 121 Desa. Sementara itu, desa status berkembang turun dari 3.656 menjadi 3.290.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Bambang Tirtoyuliono, mengatakan, Indeks Desa Membangun (IDM) di Jawa Barat yang menjadi indikator status desa, semakin meningkat.
“Ini yang membuat Desa berstatus mandiri dan status maju di Jabar terus meningkat,” ujar Bambang, Minggu (5/7/2020).
Kata dia, perbaikan berbagai aspek seperti ekonomi, infrastruktur, dan sosial menjadi domain yang sangat penting untuk merealisasikan 5.312 desa se-Jabar mandiri.
Pihaknya mengaku terus memperbaiki perekonomian di desa, agar potensi yang ada desa dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Kita juga dorong inovasi Pak Gubernur Ridwan Kamil, yang memudahkan aksesibilitas antar desa dan antar wilayah. Kami juga sentuh aspek sosialnya,” katanya.
Lebih lanjut Bambang menyebut, dalam Permendesa PDTT Nomor 2 Tahun 2016 tentang Indeks Desa Membangun (IDM), ada ratusan indikator yang menentukan status desa.
Mulai dari segi pelayanan, kesehatan, akses pendidikan dasar, hingga keterbukaan wilayah terhadap lingkungan ekonomi. Maka dari itu, peningkatkan status desa di Jawa Barat harus sesuai dengan peningkatan indikator tersebut.
Program Desa Juara Dorong Peningkatan IDM Desa di Jabar
Peningkatan indikator IDM di Jabar saat ini tak lepas dari inovasi program Jabar bernama Desa Juara. Desa Juara ini memiliki tiga pilar, yaitu digitalisasi layanan desa, Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa) dan One Village One Company (OVOC).
Dari 3 pilar tersebut turun berbagai program dari peemrintah, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Jalan Mulus Desa, Jembatan Gantung Desa (Jantung Desa) Sapa Warga, dan masih banyak lagi.
“Program-program ini dirancang untuk memangkas ketimpangan gap kemiskinan dan digitalisasi antara pedesaan dengan perkotaan,” jelas Bambang.
Lanjutnya, tahun 2019 lalu, Pemprov Jabar telahh membangun 22 Jembatan Gantung Desa (Jantung Desa) tersebar di sejumlah kabupaten di Jawa Barat.
Jantung Desa ini dibangun untuk memudahkan akses anak-anak sekolah dan memperbaiki konektivitas perekonomian antar desa.
Selain itu, pemprov Jabar juga melaunching teknologi smart auto feeder untuk sektor perikanan.
Sebanyak 1.039 kolam di Jabar, menggunakan teknologi tersebut. Melalui teknologi tersebut, memberi pakan ikan cukup menggunakan tekhnologi gawai.
Dampaknya sangat luar biasa, panen ikan naik dari biasanya dua kali menjadi 4 kali dalam setahun. Persentase pendapatannya pun ikut melonjak sekitar 30 sampai 100 persen.
“Kita terus intens mendorong setiap Desa agar bisa mandiri dan terus berinovasi. Kondisi pandemi seperti saat ini, tumbuh kembangnya perekonomian berawal dari desa-desa,” pungkasnya. (Jujang/R8/HR Online)