Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Dampak Covid-19 sangat berpengaruh pada usaha konfeksi mukena di Kota Tasikmalaya. Pasalnya, omset mereka mengalami penurunan drastis.
Seperti yang dialami oleh pengusaha konfeksi yang berada di Jln Air Tanjung, Kp Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. H. Oded Abdul Hanan, pengusaha konfeksi mukena dari Tasikmalaya itu sampai kehilangan omset Rp 250 juta perbulan.
“Omset perusahaan saya di masa pandemi Corona ini turun drastis 50 persen. Ya, kalau dirupiahkan kehilangan sampai 250 juta perbulan,” ungkapnya kepada HR Online, Sabtu (13/6/2020).
Ditambahkannya, sebelum ada pandemi Covid-19, biasanya barang keluar sampai 300 kodi perbulan. Namun, sekarang turun drastis, karena susah memasarkannya.
“Saya kirim mukena 80% ke Malaysia, sisanya ke Pasar Baru Bandung. Sekarang ke Bandung sudah 2 bulan tidak bisa kirim,” ucapnya.
Meski omset sedang turun, namun dari 100 lebih karyawannya tersebut tidak ada satupun yang terkena PHK.
Sementara sebagai solusi untuk memasarkan barangnya di masa pandemi Covid-19 ini, perusahaan mengandalkan dengan jualan online.
“Kemarin-kemarin dibantu sama anak-anak jualan melalui online,” katanya.
Pengusaha konfeksi mukena dari Tasikmalaya ini juga sampai saat ini belum menerima bantuan dari pemerintah. “Kalau seandainya ada bantuan pemerintah, mungkin butuhnya buat modal aja,” pungkasnya.
Hal senada diungkapkan pengusaha muda konfeksi daster Tasikmalaya, Muhamad Rizki Muharam. Diungkapkannya, juga sama omsetnya mengalami penurunan drastis 50 persen.
“Kalau biasanya ngirim sebelum ada pandemi, saya kirim ke Bandung 40 kodi daster. Tapi setelah ada pandemi, turun setengahnya,” ungkapnya.
Tentunya dengan menurunnya omset usaha konfeksi mukena atau daster sangat berimbas pada penghasilan para karyawannya. Seperti yang dialami oleh Adit, salah seorang karyawan konfeksi.
Menurutnya yang sudah kerja di konfeksi lebih 20 tahun ini, pendemi Corona sangat berpengaruh, karena jumlah produksi menurun.
“Biasanya penghasilan sampai Rp 200 ribu perhari. Tapi selama pandemi, omset sehari kadang Rp 50 ribu, bahkan kadang gak ada sama sekali. Namun alhamdulilah sekarang sudah mulai ramai lagi,” ucapnya. (Apip/R5/HR-Online)