Sejarah Maulid Nabi menurut catatan Ahmad Tsauri telah dilakukan oleh masyarakat muslim sejak tahun kedua hijriah. Catatan ini merujuk di Nuruddin Ali yang terdapat dalam Waf’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa. Maulid Nabi merupakan perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Umat Islam memperingati Maulid Nabi pada tanggal 12 Rabiul Awal. Maulid Nabi adalah perjalanan penting di kehidupan Rasulullah dan bahkan agama Islam.
Sejarah Maulid Nabi, Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Siti Aminah dan ayah bernama Abdullah. Sesuai riwayat, Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal.
Dimana pada tahun pertama sejak adanya peristiwa tentara bergajah atau yang disebut dengan Amul Fiil pada tahun 571 kalender Romawi.
Ketika Nabu Muhammad lahir, diriwayatkan Ibnu Sa’ad ibn Hanbal Darini, menyebutkan cahaya menerangi istana-istana di Rum.
Baca Juga: Rumah Tempat Nabi Muhammad Dilahirkan Memiliki Banyak Keistimewaan
Nabi Muhammad menerima wahyu pertama kali pada saat Beliau berusia 40 tahun di Gua Hira. Nabi Muhammad mempunyai sifat yang wajib kita teladani diantaranya amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), tabligh (menyampaikan), dan sidik (benar).
Rasulullah SAW meninggal pada usia 63 tahun pada hari Senin di bulan Rabiul Awal setelah sakit selama 12 hari.
Peristiwa Penting Dalam Sejarah Maulid Nabi
Perayaan Maulid Nabi memiliki peristiwa penting yakni mengenai kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berikut ini cerita singkat mengenai kelahiran Nabi Muhammad dan masa kecil Beliau.
Nabi Muhammad Lahir
Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW dari pasangan Sayyidah Aminah dan Abdullah. Nama Muhammad diberikan oleh sang kakek Abdul Muntalib yang merupakan pemegang kunci Ka’bah.
Selanjutnya, Muhammad kecil dibawa masuk ke dalam Ka’bah dan menyembelih seekor kambing sebagai bentuk akikah.
Dalam sejarah Maulid Nabi, Rasulullah dikhitan pada usia Beliau menginjak 7 hari. Sesuai dari bukti Intisari Sirah Nabawiyah yang merupakan karya Ibnu Hamz Al-Andalusi, Nabi Muhammad SAW tumbuh sebagai seorang anak yatim, ayahnya meninggal saat Beliau masih dalam kandungan.
Makna Maulid Nabi
Ketika Nabi Muhammad lahir, tidak ada yang mau menyusui karena tergolong miskin. Akan tetapi, terdapat seorang ibu yang bernama Halimah Sa’diyah tulus untuk menyusui Muhammad meskipun ASInya sulit keluar.
Dengan keikhlasan Halimah dalam menyusui Nabi Muhammad kecil, Allah pun memberikan balasan baik kepadanya. Keledai kurus yang dimiliki Halimah menjadi berisi. ASI yang tadinya tidak lancar kembali lancar.
Baca juga: Adab Terhadap Tetangga yang Diajarkan Rasulullah SAW dalam Islam
Dari sejarah Maulid Nabi ini, dapat dimaknai bahwa siapapun yang dekat dan berbuat baik kepada Nabi Muhammad SAW akan diberikan balasan terbaik serta diberi kelancaran dalam menjalani kehidupan.
Mereka akan diberi kemudahan serta kelancaran rizki. Saat Nabi Muhammad SAW menginjak usia remaja, tanda-tanda kenabian Muhammad telah terlihat.
Salah satunya adalah malaikat Jibril yang membelah dada serta mencuci jantung Nabi. Selain itu pada masa remaja saat Beliau pergi untuk dagang, pendeta Bahira juga telah melihat tanda-tanda kerasulan pada diri Muhammad.
Khazanah Maulid Nabi
Momen penting mengenai kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal diperingati oleh para umat muslim di seluruh dunia. Tidak terkecuali Indonesia, peringatan Maulid Nabi SAW dilakukan dalam berbagai bentuk ekspresi.
Salah satunya oleh para masyarakat Jawa yang mengenang sejarah Maulid Nabi dengan membaca manakib Nabi Muhammad dalam kitab Maulid Barzanji, Maulid Sumtud Dhurar, Diba, Burdah, Saroful Anam, dan lain sebagainya.
Seusai membaca manakib Muhammad, pada umumnya masyarakat menyantap makanan bersama-sama yang disediakan secara bergotong-royong oleh warga.
Para umat muslim tak hanya berbahagia dalam merayakan lahirnya Nabi Muhammad SAW, akan tetapi juga sangat bersyukur mengenai teladan, jalannya hidup, serta tuntunan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.
Baca juga: Kisah Sayyidah Hafshah Binti Umar Sebagai Istri Rasulullah SAW
Selain dalam hal suku, agama, bahasa, seni, serta budaya, masyarakat Indonesia juga ragam dalam ekspresikan kebiasaan amaliyah keagamaan semisal Maulid Nabi SAW.
Salah satunya adalah memperingati sejarah Maulid Nabi di wilayah Sulawesi Selatan dimana cukup unik. Peringatan Maulid tersebut bernama Maulid Akbar atau Maudu Lompoa. Bahkan perayaan Maulid ini dirayakan lebih meriah dibandingkan dengan hari raya Idul Fitri.
Dalam perayaan ini, warga akan mengarak replika perahu Pinisi yang telah dihias dengan beraneka ragam kain sarung serta dipamerkan di tepi Sungai.
Baca juga: Wajib Tahu! Ini Hadist Tentang Pelihara Kucing, Hewan Kesayangan Rasulullah SAW
Usai dipamerkan, replika perahu sebesar lima meter ini akan diangkat serta diarak oleh penduduk keliling desa. Dalam sepanjang acara, suara gendang atau seni musik Gandra Bulo khas lokal terus diperdengarkan.
Sejarah Maulid Nabi yang merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dapat dijadikan sebagai momentum dalam mendekatkan diri pada Rasulullah dengan cara meneladani kisah serta sifat-sifat Nabi. (R10/HR-Online)