Berita Tasikmalaya (harapanrakyat.com).-Di tengah pandemi Covid 19, sebanyak 90 warga di Kedusunan Bongas, Desa Sukakarsa, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, terindikasi terjangkit penyakit Chikungunya.
Penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk tersebut dirasakan warga 8 Rukun Tetangga (RT) hampir bersamaan.
Gejala yang dirasakan warga seperti demam, lemas, nyeri sendi serta gatal. Bahkan, banyak warga yang tidak bisa berdiri dan jalan akibat alami kelumpuhan sementara Selasa (9/6/2020).
Kepala Desa Sukakarsa Lilis Roslina mengakui jika masyarakatnya terindikasi terjangkit penyakit chikungunya.
“Mereka totalnya 30 Kepala Keluarga (KK) di 3 ke RW-an 8 ke RT-an ini sudah terjadi lumayan lama,” ujarnya kepada HR Online.
Kata dia, rata-rata satu keluarga ada yang tiga orang diserang penyakit chikungunya ini. Bahkan, chikungunya ini juga meyerang balita.
“Jadi rata-rata tiga orang per KK yang sakit, Malahan ada balita dan satu keluarga ada yang enam orang semuanya Cikungunya,” katanya.
Namun, pihaknya bersyukur, sakit mereka berangsur pulih setelah berobat ke dokter praktek umum.
Puskesmas: Pasien Asal Sukakarsa Suspect Chikungunya
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sukarame Asep MP menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan medis, pasien asal Sukakarsa yang berobat ke puskesmas masuk kategori susfect Chikungunya.
Hal ini akibat indikasi medis mulai rasakan demam, tidak bisa berdiri lemas mendadak dan kebanyakan menyerang umur lansia, bayi dan usia lanjut.
“Ini susfect Cikungunya, masyarakat memang lebih memilih berobat ke dokter umum, karena jarak antara dokter swasta lebih dekat ke masyarakat, dibanding Puskesmas. Yang berobat ke Puskesmas sendiri ada sekitar 18 orang,” katanya.
Setelah mendapatkan informasi dan melihat kondisi masyarakat yang diduga terserang gejala Chikungunya, pihak Puskesmas langsung melakukan investigasi, mencari penyebabnya sejauhmana penyakit Chikungunya ini menyerang warga.
“Warga yang diduga terkena memang bertambah, kami terus koordinasi dengan bidang P2P di Dinkes Kabupaten Tasikmalaya,” ungkap Asep.
Meski demikian saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyakit yang dialami puluhan warga adalah Chikungunya.
“Karena belum ada hasil uji lab, tetapi memang gejalanya lebih dekat ke Chikungunya,” jelasnya.
Pihaknuya pun mengimbau agar masyarakat tetap menjaga lingkungan dan kebersihan, serta rajin menguras air di rumah agar terhindar dari gejala Chikungunya ini.
Sementara itu, warga Sukakarsa yang terkena Chikungunya, Eka Nurmalasari mengatakan, selama sepekan dirinya merasakan sakit badan, panas, demam dan ketika akan berjalan tidak bisa. “Ternyata ke dokter katanya Cikungunya,” ungkap Eka. (Apip/R8/HR Online)