Proses munculnya petir saat terjadi hujan sudah ditemukan sejak sekitar satu abad lalu. Proses munculnya halilintar yang menyambar bumi juga sudah menjadi pengetahuan umum dalam pendidikan.
Namun, jarang disadari kalau sebenarnya munculnya halilintar ini adalah sebuah kejadian listrik dengan jenis yang sama seperti yang sering digunakan sehari-hari.
Karena fenomenanya sama, maka untuk memahami bagaimana pola kemunculan petir terjadi, maka harus memahami dulu konsep listrik itu sendiri.
Kelistrikan terbagi menjadi dua jenis, listrik statis atau elektrostatik dan listrik dinamis atau elektrodinamik.
Elektrostatik merupakan keadaan di mana muatan yang mengandung listrik dalam kondisi diam. Sementara elektrodinamik merupakan kebalikannya, yaitu memiliki muatan yang bergerak.
Baca juga: Rangkaian Listrik Seri dan Paralel, Pengertian dan Perbedaannya
Proses Munculnya Petir
Mungkin Anda pernah mengalami sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar atau menegah pertama, ketika Guru IPA mengajarkan masalah arus elektrik pada sebuah penggaris.
Penggaris lebih dahulu digosok-gosokkan ke kain, setelah itu mistar didekatkan ke potongan kertas dan potongan kertas itu akan tertarik dan menempel pada alat yang berbentuk lurus itu.
Kejadian ini menjelaskan fenomena listrik statis, di mana terjadi muatan listrik yang mengumpul dengan jumlah tertentu yang tetap.
Arus listrik sendiri keluar lantaran adanya perpindahan elektron dari satu benda ke lainnya, seperti yang berpindah dari kertas ke penggaris.
Konsep inilah yang kemudian terjadi pada awan dan bumi sehingga menghasilkan petir. Namun proses munculnya petir terjadi dengan jumlah muatan yang sangat besar.
Namun, bukan buminya yang tertarik dan menempel di awan, tetapi elektron yang tidak seimbang di awan tertarik ke bumi sehingga menciptakan fenomena petir.
Fenomena Petir Berawal dari Oksidasi
Awan pada dasarnya memiliki muatan yang seimbang, di mana elektron positiv dan negativ di awan seimbang, ini adalah kondisi awan biasa yang tidak menghasilkan petir.
Ketika terjadi cuaca buruk, dan awan berkumpul dalam jumlah banyak, maka awan akan mengalami proses oksidasi.
Proses oksidasi adalah keadaan di mana awan dalam jumlah banyak bereaksi dengan udara atau muatan dengan awan yang tidak seimbang.
Karena terjadi oksidasi, muatan pada awan menjadi tidak seimbang, pada kondisi ini akan terjadi perpindahan elektron atau bawaan negatif di awan.
Bumi sendiri pada dasarnya memiliki arus positiv. Oleh karena itu aliran negatif di awan sesekali berpindah ke bumi supaya isi di awan menjadi seimbang kembali.
Karena perpindahan inilah yang menjadi percikan api. Karena jumlahnya sangat besar, maka akan menghasilkan arus listrik dan dan cahaya yang besar pula.
Itulah penjelasan proses munculnya petir pada saat cuaca buruk atau ketika hujan. Sekarang para peneliti sedang berusaha menemukan cara untuk memanfaatkan petir sebagai tenaga listrik. (Muhafid/R6/HR-Online)