Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Tiga peluru meriam peninggalan penjajah ditemukan warga di kebun yang berada di Desa Panaragan, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Agus Muslim (48) adalah orang pertama yang menemukan peluru meriam yang diduga peninggalan zaman penjajah tersebut.
Agus tak sengaja menemukan peluru meriam tersebut saat sedang menggali lahan. Peluru meriam yang ditemukan Agus memiliki panjang kurang lebih 30 cm, dengan berat 2 kg. Kondisinya memang sudah berkarat, namun masih memiliki potensi aktif.
Baca Juga: Geger! Mortir Zaman Perang Ditemukan di Tambaksari Ciamis
Iptu Magdalena, Kasubag Humas Polres Ciamis membenarkan penemuan peluru meriam peninggalan penjajah tersebut.
Dia menuturkan, seorang warga menemukan peluru meriam saat tengah menggali lahan di kebun pisang milik tetangganya. Cangkul yang digunakan untuk menggali lahan tiba-tiba terbentur benda keras, awalnya diduga batu atau besi biasa.
Namun setelah dilakukan penggalian lebih dalam ternyata peluru dengan ukuran besar. Warga tersebut menemukan 3 buah peluru saat terus menggali lebih dalam.
“Warga yang menemukan, mengangkat batu tersebut, lalu diamankan di gubuk yang ada di kebun pisang. Dia pun memberitahu kepada pemilik lahan. Setelah dilihat secara seksama, memang sebuah peluru mortir,” ungkap Magdalena, Minggu (21/6/2020).
Karena takut peluru tersebut meledak, warga yang menemukan bersama pemilik lahan melaporkan temuan peluru meriam peninggalan penjajah tersebut ke Polsek Cikoneng.
Anggota Polsek Cikoneng bersama Bhabinkamtibmas Desa Panaragan, Panit 2 Intelkam Polsek Cikoneng, didampingi anggota dari Koramil Cikoneng kemudian mendatangi lokasi ditemukannya 3 peluru mortir tersebut.
“Anggota mendatangi TKP dan memastikan barang yang ditemukan memang amunisi mortir. Kemudian melakukan evakuasi. Saat ini mortir sudah diamankan di Koramil Cikoneng,” jelas Magdalena.
Magdalena menambahkan, ketika peluru meriam tersebut akan dikirim ke Garut untuk disimpan di Gudang For Pal Korek Garut.
“Kondisinya saat ditemukan sudah berkarat, karena memang sudah lama terkubur, diduga mortir itu sisa peninggalan pada zaman penjajah,” tandasnya. (Dadang/R7/HR-Online)