Berita Jabar (Harapanrakyat.com),- Puluhan pelajar asal Papua di Jabar menjalani swab test di Aula Disdik Jawa Barat, Jumat (19/6/2020). 90 pelajar SMA/SMK ini dites corona dulu, sebelum pulang setelah menyelesaikan studinya selama 3 tahun.
Tujuan swab test ini guna memastikan anak-anak Papua ini aman dari virus corona, sebelum terbang ke Provinsi Papua barat dan Papua. Ketua Gugus Covid-19 Jabar Ridwan kamil mengatakan swab test ini dilakukan supaya orang tua anak papua ini merasa aman. Ketika menyambut kedatangan anaknya pulang kampung.
“Kami fasilitasi mereka untuk melakukan swab test. Mereka ini sudah lulus di SMA/SMK di Jabar dan bermaksud akan kembali ke Papua,” ujar Ridwan Kamil.
90 Pelajar asal Papua di Jabar ini adalah pelajar program ADEM (afirmasi Pendidikan Menengah). Mereka menempuh pendidikan di beberapa wilayah, seperti di Bandung, Kabupaten Bandung, Bogor, Bandung Barat, Cimahi, Sumedang, Ciamis dan Purwakarta.
Ridwan Kamil menjelaskan swab test kepada anak-anak papua ini, sebagai bentuk apresiasi. Karena mereka telah menempuh pendidikan dan menuntut ilmu di Jawa Barat. Swab test juga dilakukan terhadap 6 orang pendamping.
Ridwan Kamil berpesan kepada masyarakat Papua lewat para pelajar yang pulang kampung ini. Bahwa siapa saja yang akan meninggalkan Provinsi Jawa Barat dipastikan dalam kondisi sehat yang terukur.
“Kami sayang kepada mereka. Jadi saya minta tolong sampaikan kepada orang tua masing-masing, kabarkan bila dari Jawa Barat akan kembali ke daerah kondisi kesehatan selalu dalam keadaan yang pasti dan terukur,” jelas Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengingatkan para Pelajar asal Papua di Jabar, sebelum obat dan vaksin Covid-19 belum ditemukan ada tiga hal yang harus dijalankan. Yakni protokol kesehatan dengan menggunakan masker, cuci tangan menggunakan sabun dan jaga jarak. Itu harus dilakukan dalam adaptasi kebiasaan baru (AKB).
“Sebelum vaksin dan obat ditemukan, tiga cara antisipasi pencegahan Covid-19 supaya aman dalam beraktivitas. Karena itu sekarang ada penerapan adaptasi kebiasaan baru atau new normal,” pungkasnya. (R9/HR-Online).