Hasil uji klinis membuktikan kemampuan obat maag famotidine dalam meredakan gejala Covid-19. Bahkan gejala langsung mereda hanya dalam waktu 1-2 hari sejak obat famotidine dikonsumsi.
Kabar menggembirakan ini diterbitkan Gut, 4 Juni 2020 setelah uji klinis yang dilakukan sejumlah peneliti terhadap pasien Covid-19. Bahkan hampir semua gejala Covid-19 yang diamati menurun dan pasien sembuh setelah 14 hari.
Famotidine merupakan obat yang tersedia secara luas dan banyak dijual di apotek. Obat ini dikenal untuk mengatasi sejumlah gejala penyakit, khususnya sakit maag, heartburn (nyeri dan panas pada ulu hati), dan penyakit GERD.
Penjualan obat maag famotidine di Amerika Serikat sempat melonjak saat dikabarkan potensi obat ini dalam menyembuhkan penyakit akibat virus Corona. Karena itulah hasil uji klinis ini sangat ditunggu berbagai pihak.
Cara kerja famotidine atau famotidin, seperti dikutip dari Wikipeda, adalah sebagai antagonis terhadap reseptor histamin H2 dalam lambung yang menghalangi produksi asam lambung agar asam lambung tidak naik.
Obat maag famotidine tak jarang juga diresepkan dokter untuk mengobati sejumlah gangguan akibat naiknya asam lambung, seperti tukak lambung, sindrom Zollinger-Ellison, maupun ulkus duodenum.
Di Indonesia ada banyak merek dagang obat yang mengandung Famotidine, seperti Pepcid, Promag Double Action, Neosanmag Fast, Famocid, Famotidine, Lexmodine, Pratifar, Magstop, dan lainnya.
Hasil Uji Klinis Obat Maag Famotidine untuk Covid-19
Uji klinis penggunaan obat maag famotidine dalam mengobati pasien Covid-19 dilakukan dengan melibatkan 10 orang responden. Mereka terdiri dari 6 pria dan 4 wanita dengan umur 23 hingga 71 tahun dari beragam etnis.
Para responden mengalami infeksi virus Corona dengan berbagai kondisi. Positif Covid-19 diketahui setelah dilakukan tes swab maupun dari diagnosis dokter. Mereka memiliki beragam risiko seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan penyakit bawaan lainnya.
Gejala Covid-19 yang diamati meliputi batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan, hilangnya rasa atau bau, serta kondisi ketidaknyamanan lainnya. Pengukuran kondisi keparahan pasien menggunakan skala ECOG PS yang biasa untuk mengukur gejala kanker.
Pemberian obat maag famotidine dilakukan setelah gejalanya semakin memburuk. Memburuknya kondisi pasien ini berlangsung dari 2 hingga 26 hari sejak gejala pertama muncul. Namun mereka tidak dirawat di rumah sakit.
Sedangkan dosis yang diberikan adalah 80 mg yang harus diminum responden sebanyak tiga kali sehari. Sedangkan lama pengobatan berlangsung dari 5 hingga 21 hari atau dengan rata-rata selama 11 hari.
Dari uji kinis itu diperoleh fakta bahwa semua responden mengaku merasakan efek pengobatan hanya dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah minum obat maag famotidine. Sebagian besar peserta sembuh setelah pengobatan selama 14 hari.
Menurut peneliti Tobias Janowitz seperti dikutip dari Scitech Daily, peserta mengalami perbaikan kondisi pada semua jenis gejala Covid-19. Bahkan gangguan pernapasan, seperti batuk dan sesak napas, lebih cepat pulih ketimbang gejala lainnya.
Menariknya, penggunaan obat maag famotidine untuk menyembuhkan Covid-19 ternyata tidak menimbulkan efek samping yang berarti. “Uji klinis ini memperlihatkan manfaat dari pengobatan famotidine pada pasien rawat jalan yang positif Covid-19,” tambah Janowitz.
Meskipun memberikan hasil yang menjanjikan, namun para peneliti mengaku perlunya riset yang lebih mendalam untuk membuktikan khasiat obat famotidine dalam mengobati penyakit akibat virus Corona tersebut.
Para peneliti mengaku tidak mengetahui bagaimana mekanisme kerja obat maag famotidine dalam meredakan gejala pasien Covid-19. Namun hasil uji klinis ini memberikan angin segar dalam penanganan dan perawatan pasien Covid-19. (R11/HR-Online)