Mengenal fenomena konjungsi yang seringkali dikaitkan dengan penyebab terjadinya gerhana menjadi sebuah hal yang menarik untuk dibahas.
Konjungsi sendiri merupakan kejadian yang terjadi ketika elongasi atau jarak sudut suatu benda bersama benda lain sama besar 0 derajat.
Umumnya, hal ini dapat diketahui ketika dipantau dari bumi. Konjungsi adalah peristiwa ketika matahari dan bulan posisinya berada segaris dalam bidang ekliptika yang sama.
Di waktu-waktu tertentu, konjungsi ini bisa mengakibatkan terjadinya fenomena gerhana matahari. Dari laman Planetarium dijelaskan bahwa dalam dunia astronomi, konjungsi menjadi kesearahan lokasi benda langit jika diamati dari bumi.
Mengenal Fenomena Konjungsi dan Fakta Menariknya
Sesuai dengan pendekatan astronomi, lebih teknisnya kesearahan lokasi benda langit ini dalam parameter asensiorekta atau yang sering disebut dengan lintang ekliptika.
Sifatnya terkadang istimewa dan terkadang menjadi sebuah hal yang rutin terjadi. Objek langit pun beraneka ragam yang bisa dilibatkan dalam hal ini. Jadi, tidak sebatas bulan, matahari dan planet saja.
Misalnya konjungsi bulan dan juga planet yang sering ditentukan berdasarkan dari patokan matahari. Ketika benda langit searah pandang lokasinya atau berkonjungsi dengan matahari, maka terbitnya bersamaan dengan terbit matahari.
Jadi, hal itu akan sulit dan tidak dapat disaksikan. Istilah lainnya besar sudut elongasinya 0 derajat. Jika terjadi antara matahari dan bulan, maka banyak yang mengenal fenomena konjungsi tersebut akan berdampak pada fase bulan.
Lantas disebut dengan fase bulan mati atau menjelang fase bulan bar. Jika kasus konjungsinya sempurna atau benar-benar searah, fenomena yang akan terjadi berupa gerhana matahari.
Proses Terjadinya Konjungsi
Konjungsi planet bisa disebabkan karena berbagai macam proses. Proses terjadinya konjungsi planet tentu tidak terlepas dari aktivitas yang bernama revolusi bumi.
Planet beserta benda lain akan berputar mengelilingi matahari di dalam orbitnya masing-masing. Saat planet yang satu dan planet lainnya berputar, tentu akan ada yang berada dalam posisi satu garis lurus.
Secara proses, maka konjungsi planet bisa terjadi sesudah melewati beberapa proses. Bila kita ingin mengenal fenomena konjungsi lebih dalam, maka proses terjadinya konjungsi harus diketahui.
Seperti diawali dengan revolusi planet. Revolusi planet adalah proses sebuah planet mengelilingi matahari. Semua planet yang ada dalam tata surya akan berevolusi. Waktu menyelesaikan satu putaran keliling matahari memperlihatkan 1 tahun berlalu.
Selanjutnya saat melakukan revolusi, tiap planet punya orbit atau lintasan masing-masing yang berbentuk elips. Dengan begitu, tiap planet tak akan berbenturan.
Dalam berevolusi nantinya ditemukan planet yang ada dalam satu garis lurus. Minimal 2 yang berada diantara matahari seperti bumi, Matahari, dan Venus
Kapan Fenomena Konjungsi Terjadi
Posisi saat bumi, matahari, serta planet ada pada satu garis lurus, maka inilah yang disebut dengan konjungsi planet. Untuk lebih mengenal fenomena konjungsi ini lebih dalam, kita bisa mencari informasi kapan konjungsi akan terjadi.
Peristiwa konjungsi lain yang dapat dilihat pengamat yang diprediksi akan terjadi pada bulan Juni 2020 ini adalah konjungsi antara bulan dan Neptunus. Peristiwa ini terjadi pada 12 Juni mendatang. Lalu konjungsi antara bulan dan planet Mars pada 13 Juni.
Konjungsi bisa terlihat saat benda langit berupa planet, bintang, atau satelit sejajar dari bumi pada satu waktu tertentu. Benda langit tersebut bergerak dengan kecepatan berbeda.
Sehingga ada kalanya satu benda lain berada dalam posisi berdekatan atau sejajar dengan benda langit lainnya. Fenomenanya akan lebih unik jika bulan dalam gerak gesernya akan menutup planet.
Nama fenomena tersebut kadang disebut sebagai konjungsi bulan dan planet. Ada yang mengenal fenomena konjungsi itu sebagai gerhana planet. Sebab, planetnya menghilang dibalik bulan.
Hal yang lebih istimewa lagi ketika matahari dan juga bulan bersatu di kubah langit. Peristiwa tersebut disebut sebagai gerhana matahari.
Khusus bagi planet Merkurius dan Venus, kedua planet tersebut memiliki istilah konjungsi khusus. Bila posisinya berada di depan matahari saat dilihat dari bumi, fenomena itu disebut dengan konjungsi dalam atau inferior conjunction atau transit.
Jarak dua planet tersebut jauh dari bumi. Jadi, posisi transitnya tidak sampai menimbulkan gerhana. Tetapi lain cerita bila yang melintas di depan matahari jika dilihat dari bumi adalah bulan.
Jarak bulan lebih dekat dengan bumi membuat matahari tertutup sepenuhnya. Sehingga banyak yang mengenal fenomena konjungsi ini sebagai penyebab terjadinya gerhana matahari. (R10/HR Online)