Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Setelah memanggil RSUD Banjar terkait laporan realisasi anggaran Covid-19, Komisi II DPRD Kota Banjar juga memanggil pihak RS Asih Husada Langensari.
Tak hanya ditanya soal realisasi anggaran, RS Asih Husada juga ditanya masalah penanganan pasien Covid-19 di RS Asih Husada sebagai rumah sakit sementara.
Ketua Komisi II DPRD Kota Banjar, Jojo Juarno, mengatakan, dari total anggaran Covid-19 yang dilokasikan untuk RS Asih Husada sebesar Rp 8 miliar. Namun yang terealisasi sekitar 51,9 persen atau sekitar Rp 4 miliar lebih.
Sehingga, kata Jojo, masih ada sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 4 miliar dan sisanya sudah dikembalikan semua ke Kas Umum Daerah berikut bunganya.
“Anggaran yang dikembalikan karena memang terkendala dalam perbelanjaan,” kata Jojo usai rapat pembahasan di Gedung DPRD, Jum’at (26/6/20).
Meski demikian, kata Jojo, saat ini kasus Covid-19 dan situasi pandemi di Kota Banjar terus membaik, namun ia meminta kepada pihak RS Asih Husada dan tim Gugus tugas agar tetap bersiaga.
Hal itu karena masa berakhir pandemi virus Corona ini tidak bisa diprediksi. Selain itu, pelayanan rumah sakit juga harus ditingkatkan.
“Pelayanan harus ditingkatkan. Tim Gugus juga jangan terlena, apalagi sekarang akan menyambut adaptasi kebiasaan baru atau AKB,” ujarnya.
Baca juga: Komisi II DPRD Kota Banjar Panggil Pihak RSUD, Ada Apa?
Alasan Anggaran Covid-19 Tidak Terserap
Sementara itu, mengenai terserapnya anggaran hanya 51,9 persen, Dirut RS Asih Husada, dr. Wiwik Nur Santi, menjelaskan karena pada saat pengadaan barang yang dibutuhkan sulit didapatkan.
Kalau pun ada, harga yang ditawarkan terlampau tinggi. Selain itu, penyedia juga tidak menyanggupi karena waktu yang diperlukan sangat terbatas.
“Kemarin memang ada kendala. Selebihnya anggaran itu sudah dikembalikan ke Kas Umum Daerah berikut bunganya,” jelasnya.
Adapun terkait penanganan pasien Covid-19, kata dr. Wiwik menambahkan, untuk RS Asih Husada hanya menangani pasien PDP dengan komorbid, PDP ringan dan orang tanpa gejala atau OTG.
Sejauh ini, sejak dibuka pada tanggal 10 Mei lalu RS Asih Husada menangani sebanyak 50 pasien PDP, baik yang berasal dari Banjar maupun luar Kota Banjar
“Jumlahnya ada 50 pasien, dan per 19 Juni ini sudah tidak ada pasien PDP di RS Asih Husada. Meski begitu untuk petugas tetap bekerja,” imbuhnya. (Muhlisin/R6/HR-Online)