Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Nursaleh (75), warga yang tinggal di RT 04 RW 02, Dusun Sukahurip, Desa Sukasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, hidup sebatang kara dalam kondisi memprihatinkan.
Kakek tua renta ini mengaku sering mengalami kekurangan makan akibat faktor ekonomi serta luputnya dari perhatian pemerintah. Ia pun tinggal di sebuah rumah gubuk berukuran kecil dengan beralaskan lantai tanah.
Saat di jumpai di kediamannya, Senin (22/06/2020), Nursaleh mengaku jika dirinya sudah lama tinggal di wilayah tersebut. Seiring meninggalnya majikan, ia pun harus rela hidup sendirian dalam kesusahan.
“Saya tinggal disini sudah 13 tahun. Saya asalnya dari Kota Banjar. Dulu saya ikut kesini bersama majikan untuk mengolah pabrik tahu. Dan setelah majikan saya meninggal dunia, saya tidak lagi mempunyai Pamuntangan dan saya harus kehilangan pekerjaan,” katanya
Nursaleh juga mengatakan, saat ini dirinya hanya bisa pasrah dan menanti uluran dari para tetangganya.
“Untuk makan sehari-hari, saya hanya mengandalkan belas kasihan dari tetangga. Dan Alhamdulillah ada seseorang yang selalu membantu memberi makan kepada saya,” ujarnya.
Miris Melihat Kondisi Nursaleh yang Hidup Sebatang Kara
Tokoh Pemuda Desa Sukasari yang juga Koordinator Benteng Galuh, Ade Permana, mengaku miris dengan kondisi kakek Nursaleh.
“Saya baru mengetahuinya beberapa Minggu kebelakang. Itu juga ada laporan dari warga sekitar. Saat saya menjenguk dia, alangkah terkejut dan merasa sedih ketika melihat kondisi kakek Nursaleh,” katanya
Mirisnya lagi terang Ade, selama belasan tahun tinggal di wilayah tersebut. Kakek Nursaleh tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah. Bahkan identitas kependudukannya pun masih belum tercatat sebagai penduduk Desa Sukasari.
“Selama belasan tahun sampai bisa seperti ini, apakah tidak pernah ada aparat pemerintah desa yang datang untuk mengecek data kependudukannya. Padahal selama belasan tahun itu selalu ada sensus kependudukan. Semestinya orang seperti ini harus diarahkan dan dibantu untuk mengurus domisili kependudukannya,” katanya.
Ade berharap, mudah-mudahan dari sekarang data kependudukan kakek Nursaleh bisa segera di urus sehingga dia bisa mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Ditemui terpisah, Penjabat Kepala Desa Sukasari, Ion Zain Trio Mulyono, membenarkan adanya hal tersebut. Ia pun mengaku kaget dan baru mengetahuinya.
“Terus terang saja saya baru mengetahui kondisi ini baru-baru ini. Apalagi saya ini kan seorang PJS, jadi masih belum mengetahui seluruh kondisi warga Sukasari. Kemarin kami telah melihat kondisinya secara langsung, serta mempertanyakan data kependudukannya. Dan benar saja dia masih ber-KTP Banjar,” katanya.
Untuk membantu meringankan nasibnya, kata Oyon, pihaknya akan segera membantu untuk mengurus data kependudukannya. Hal itu agar kakek Nursaleh bisa terdata dan mendapat bantuan sosial dengan mudah. (Suherman/Koran HR)