Satu lagi gejala utama Covid-19 yang berhasil diidentifikasi para ahli adalah kondisi mata merah muda. Kemungkinan gejala infeksi Covid-19 ini seakan menambah sejumlah tanda yang sebelumnya tak diketahui para dokter.
Virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19 merupakan virus jenis baru, meskipun masih dalam satu keluarga dengan virus SARS-Cov yang menyebabkan penyakit SARS dan menimbulkan bencana sebelumnya.
Sebagai penyakit baru, sejumlah gejala yang ditimbulkannya menjadi catatan medis yang sangat penting. Apalagi belum ditemukannya obat penyakit ini, membuat perawatan pasien Covid-19 dilakukan dengan mengobati gejala-gejala yang timbul.
Ada beberapa gejala utama Covid-19 yang selama ini sudah diketahui. Seperti dikutip dari laman Satgas Penanggulangan Covid-19 (covid19.go.id), gejala itu meliputi batuk (76,7 %), demam (47,4 %), dan sesak napas (41,5 %).
Gejala pasien Covid-19 lainnya adalah sakit tenggorokan (32,1 %), pilek (31,2 %), sakit kepala (23,7 %), mual (19,7 %), keram otot (17 %), menggigil (10,8 %), diare (8,5 %), dan sakit perut (7,3 %).
Sedangkan mata merah atau berwarna merah tidak termasuk dalam gejala yang tercatat medis dari pasien yang dirawat. Lantas benarkah mata merah muda merupakan gejala utama Covid-19?
Gejala Utama Covid-19 Hasil Riset Terbaru
Sebuah studi kasus terbaru yang diterbitkan Canadian Journal of Ophthalmology melaporkan bahwa konjungtivitis dan keratoconjunctivitis kemungkinan juga merupakan gejala primer akibat infeksi virus Corona.
Konjungtivitis adalah gangguan yang menyebabkan mata menjadi berwarna merah muda. Hasil penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari University Of Alberta menemukan bahwa mata merah juga termasuk gejala utama Covid-19 yang harus ditangani secara khusus.
Studi kasus berawal dari pasien wanita berusia 29 tahun yang bernama Edmonton. Wanita ini datang ke Rumah Sakit Royal Alexandra di Alberta pada Maret 2020. Pasien ini mengeluhkan konjungtivitis yang parah dan gangguan pernapasan.
Namun setelah menjalani perawatan beberapa hari, termasuk dengan melakukan tes Covid-19, ternyata hasilnya positif. “Awalnya kami tidak mencurigai Covid-19, karena tidak ada gejala demam dan batuk,” kata Carlos Solarte dikutip dari laman scitechdaily.com.
Asisten profesor oftalmologi di Universitas Alberta ini mengakui gejala Covid-19 yang terpaku pada gangguan pernafasan dan paru-paru sempat mengecoh. Konjungtivitis juga bisa menjadi gejala utama Covid-19 yang harus diwaspadai.
Studi akademik saat awal terjadinya pandemi Covid-19, menurut Solarte, pernah dilakukan. Saat itu kasus konjungtivitis juga ditemukan meskipun dikategorikan sebagai gejala sekunder. Hanya sedikit saja kasus Covid-19 dengan gejala mata merah muda ini.
“Yang menarik dari kasus ini karena sangat berbeda dengan gejala yang sudah diakui. Presentasi penyakit itu tidak selalu berupa gangguan pernafasan tetapi juga pada mata,” kata Solarte. Karena itu konjungtivitis harus menjadi gejala utama Covid-19.
Diperlakukan sebagai Pasien Covid-19
Hasil studi kasus tersebut juga melaporkan bagaimana virus Corona menular melalui sistem selaput lendir di dalam tubuh. Sedangkan konjungtiva merupakan selaput dalam bentuk yang jernih dan tipis yang terdapat di bagian permukaan mata.
Pasien dengan gejala konjungtivitis dan keratokonjungtivitis yang mendapat perawatan khusus Covid-19 dilaporkan akhirnya pulih dan sembuh. Namun sejumlah tenaga medis yang sempat berinteraksi dengan pasien saat awal harus menjalani karantina.
Para ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Alberta itu juga memberikan sejumlah rekomendasi. Diantaranya, jika ada pasien dengan mata merah muda datang ke dokter mata agar diperlakukan sebagai pasien Covid-19.
Selain itu para tenaga medis yang merawat dan menangani pasien ini juga perlu melengkapi diri dengan APD ataa alat pelindung diri standar Covid-19. Hal ini karena konjungtivitis dan keratokonjungtivitis merupakan gejala utama Covid-19. (R11/HR-Online)