Gejala darah rendah umumnya dipahami masyarakat dengan tanda mudah pusing dan lelah yang sering dirasakan meski tidak melakukan aktivitas fisik. Bahkan kasus mudah pingsan juga diklaim sebagai tanda tekanan darah rendah. Benarkah demikian?
Darah rendah merupakan keadaan seseorang dimana tekanan darahnya berada di bawah normal. Tekanan darah, seperti dikutip dari Wikipedia, merujuk pada tekanan dalam darah saat darah dipompa oleh jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Ukuran tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Angka 120 memperlihatkan tekanan sistole yang mengarah ke atas pembuluh arteri karena jantung berdenyut. Sedangkan angka 80 dinamakan tekanan diastole saat jantung beristirahat saat jeda memompa.
Sejumlah ahli menunjuk darah rendah yang berbahaya pada angka 90/60 mmHG. Kondisi ini biasanya diikuti dengan munculnya sejumlah gejala darah rendah yang perlu diwaspadai dan ditangani.
Namun secara umum tekanan darah dianggap rendah jika angkanya berada di bawah normal dan disebut hipotensi. Sedangkan jika angka di atas normal artinya mengalami tekanan darah tinggi yang biasa disebut hipertensi.
Gejala Darah Rendah yang Umum Terjadi
Tekanan darah seseorang berlainan dengan orang lain. Kondisi tekanan darah biasanya tergantung aktivitas fisik yang dilakukannya. Bahkan gejala darah rendah tak selalu muncul meski angkanya berada di bawah normal.
Namun ada ciri-ciri tekanan darah rendah yang umum terjadi dan banyak dialami orang. Namun gejala ini biasanya tidak berbahaya, seperti kepala pusing saat bangun tidur siang, badan terasa ringan, tubuh lemah dan kedinginan.
Gejala darah rendah lainnya yang juga sering terjadi antara lain penglihatan kabur, merasa kebingungan, mual atau tidak enak badan, kulit terlihat pucat, sulit berkonsentrasi, merasa kehausan atau dehidrasi, hingga pingsan.
Tekanan darah rendah juga terjadi karena kurangnya darah yang mengalir ke dalam otak atau organ vital lainnya. Karena itu orang yang darah rendah biasanya diikuti detak jantung yang cepat dan tidak teratur.
Gejala Darah Rendah Berdasarkan Jenisnya
Penurunan tekanan darah dikarenakan kurangnya pasokan darah ke otak. Namun kondisi ini tak selalu sama untuk setiap orang, bahkan ada yang tanpa gangguan yang serius. Berikut ini berbagai gejala berdasarkan jenisnya.
Tekanan Darah Rendah Postural
Tekanan darah rendah jenis ini termasuk yang umum terjadi terutama karena adanya perubahan posisi tubuh. Seperti posisi tubuh sedang duduk atau baringan, namun tiba-tiba berdiri secara mendadak.
Aliran darah yang berubah secara mendadak akan mendorong tubuh untuk meningkatkan denyut jantung. Denyut yang meningkat diiringi kontraksi pembuluh darah terjadi agar otak mendapat pasokan darah optimal.
Beberapa gejala darah rendah yang menyertai perubahan posisi mendadak ini antara lain pandangan kabur, kepala yang terasa pusing, tubuh seperti ringan, atau bahkan bisa menyebabkan pingsan. Namun gejala ini tidak berbahaya.
Tekanan Darah Rendah Postprandial
Tekanan darah postprandial umumnya timbul setelah makan, khususnya dalam jumlah berlebih. Sesudah makan, akan banyak aliran darah yang mengarah ke bagian pencernaan. Hal ini akan mendorong jantung berdenyut lebih kencang untuk menyeimbangkannya.
Namun upaya jantung ini tak selalu berhasil, sehingga memicu timbulnya gejala darah rendah. Seperti kepala yang terasa pusing, tubuh tidak seimbang sehingga akan jatuh, atau perasaan akan pingsan.
Kondisi semacam ini umumnya justru dialami penderita tekanan darah tinggi, namun sedang menjalani pengobatan. Penderita penyakit Parkinson dan gangguan saraf juga sering mengalam hal ini.
Itulah berbagai gejala darah rendah yang sebaiknya dikenali dan diwaspadai. Meskipun umumnya tidak berbahaya, namun sebaiknya hindari berbagai faktor yang memicu tekanan darah rendah. (R11/HR-Online)