Alat navigasi tentu sangat penting untuk menentukan arah saat kita bepergian. Alat tersebut pernahkah terpikirkan pada hewan, seperti burung atau ikan.
Padahal, kedua makhluk di atas melakukan bepergian setiap harinya, tetapi mereka selalu berhasil menemukan tempat tujuan atau pulang kembali ke sarangnya.
Disebutkan dalam sebuah artikel karya peneliti yang berjudul Tracking of Arctic Terms Paradisaea Reveals Longest Animal Migration, PNAS, bahwa binatang memiliki instrumen sendiri.
Beberapa binatang bisa melakukan migrasi masal di waktu-waktu tertentu, bahkan jenis burung dara laut artik bisa bermigrasi sejauh 80.000 KM.
Alat Navigasi Burung dan Ikan
Diketahui bahwa bumi memiliki medan magnet yang berasal dari unsur besi yang bergerak secara konduksi dalam inti bumi.
Indra pada hewan seperti burung dan ikan memanfaatkan medan magnet tersebut untuk melakukan perjalanan.
Alatyang dimiliki hewan tersebut diberi nama magnetoreseptor, dan berada pada bagian tertentu pada tubuh hewan.
Disebutkan dalam sebuah jurnal PloS Biology yang berjudul Magnetoreception – A Sense Without a Receptor bahwa binatang mempunyai alat navigasi dengan medan magnet bumi.
Medan magnet dalam bumi memiliki variasi intentsitasnya masing-masing pada garis lintang dan ekuator bumi.
Baca juga: Kutub Magnet Bumi Terbalik, LAPAN Bantah: Tidak Bikin Kiamat
Informasi medan magnet yang diterima magnetoreceptor akan diproses binatang untuk mengetahui arah dan gambaran spasial, dari sinilah informasi navigasi didapatkan.
3 Jenis Magnetoreceptor Pada Hewan
Masih berdasarkan jurnal yang sama, ilmuwan mengungkapkan terdapat 3 jenis pada fauna, yaitu Magnetoreceptor jenis Magnetit, Cryptochrome dan jenis Struktur Anatomi Spesial.
Ketiga jenis tersebut dibedakan berdasarkan struktur biologis dan proses hewan mendapatkan informasi navigasi, berikut ini penjelasannya.
1. Magnetoreceptor Magnetit
Dalam jurnal biosustems yang berjudul Biogenic Magnetite for Magnetic Field Detection in Animals, alat navigasi hewan berbentuk Kristal magnetit dengan senyawa kimia Fe3O4.
Kristal tersebut membentuk organel dalam sel yang menjadikannya sensitif terhadap medan magnet bumi.
Rantai kristal tersebut bergerak searah dengan medan magnet yang berada di dalam bumi, karena searah kemudian menimbulkan gaya rotasi pada rantai kristal.
Pergerakan mekanik pada gaya torsi itulah yang kemudian dimanfaatkan hewan untuk merespon sinyal magnet dan menentukan arah.
Disebutkan Johnsen, S anf Lohmann, K. J. dalam Magnetoreceptor in Animals, Physics Today, hewan yang memiliki alat navigasi jenis ini antara lain ikan trout dan paruh burung merpati.
2. Magnetoreceptor Cryptochrome
Berbeda dengan jenis magnetit yang memanfaatkan gaya mekanik pada rantai Kristal, cryptochrome memanfaatkan cahaya dalam navigasinya.
Cryptochrome sendiri merupakan senyawa flavoprotein yang memiliki sensitifitas cahaya, di mana saat dalam kondisi ada cahaya senyawa tersebut dapat menyerap partikel cahaya (photon).
Ritz, T., Adem, S., Schulten, K. dalam artikel berjudul A Model for Vision-based Magnetoreception in Birds, Biophys J, menjelaskan pengaruh magnet bumi terhadap cryptochrome.
Melalui penyerapan photon, kemudian terjadi serangkaian reaksi, medan magnet bumi selanjutnya mempengaruhi produk akhir reaksi yang terjadi.
Perbandingan antara hasil reaksi awal dan reaksi akhir tersebut yang memberikan informasi pada hewan untuk menentukan posisi dan arah.
Contoh binatang yang menggunakan alat navigasi ini adalah burung robin, cryptochrome pada burung robin terletak pada sel kerucut retina matanya.
3. Magnetoreceptor Struktur Anatomi Spesial
Jenis yang terakhir adalah struktur anatomi spesial. Seperti namanya magnetoreceptor jenis ini berupa struktur anatomi kusus.
Alat navigasi jenis ini juga terdapat dalam merpati, yaitu pada bagian saluran setengah lingkaran yang dapat mengubah stimulus medan magnet menjadi aliran listrik.
Aliran listrik terjadi karena pengaruh medan magnet bumi yang menyebabkan adanya pergerakan ion pada organ tubuh hewan ini.
Karena intensitas magnet bumi berbeda berdasarkan garis lintang dan ekuator bumi, maka akan menciptakan pergerakan ion yang berbeda-beda pula.
Dari sini burung merpati mendapatkan informasi navigasi, dan digunakan seperti layaknya kompas untuk menentukan posisi dan arah burung tersebut.
Itulah alat navigasiyang dimiliki oleh hewan dan membuat mereka tidak tersasar meskipun melakukan perjalanan yang sangat jauh, menakjubkan bukan. (Muhafid/R6/HR-Online)