Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Sebanyak empat orang peserta rapid test massal dinyatakan reaktif setelah mengikuti rapid test massal khusus untuk para pencari kerja di Kota Banjar.
Rapid test massal tersebut diselenggarakan Tim Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Banjar di halaman lapangan tenis Pendopo Kota Banjar, Rabu (24/6/2020).
Niat bekerja ke luar kota pun menjadi tertunda karena keempat warga pencari kerja tersebut harus menjalani isolasi mandiri dan pemeriksaan swab test.
“Dari 67 peserta rapid test pencari kerja ada 4 orang yang hasilnya reaktif,” kata pelaksana Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Banjar, dr. Sari Wiharso kepada HR Online.
Setelah dinyatakan reaktif, lanjut dr. Sari Wiharso, keempat orang tersebut langsung diikutkan swab test yang hari ini diselenggarakan tim Gugus Tugas di Rest Area Banjar Atas.
“Setelah swab diharuskan isolasi mandiri selama 14 hari dengan pengawasan dari Puskesmas sembari menunggu hasil Swab,” ujarnya.
Salah seorang peserta rapid test, Ajat Sudrajat, mengatakan, sengaja mengikuti rapid test massal guna keperluan administrasi surat keterangan sehat untuk kerja di Jakarta.
Selain itu, pencari kerja di Kota Banjar itu juga mengaku memilih rapid test massal daripada rapid test secara mandiri karena pertimbangan ongkos yang dikeluarkan terlalu banyak.
“Kalau rapid test mandiri kan biayanya banyak belum buat mengurus administrasi yang lain. Semoga bisa diadakan lagi untuk membantu masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Banjar H. Nana Suryana, menambahkan, fasilitasi rapid tes gratis ini dimaksudkan untuk memudahkan kebutuhan warga masyarakat yang akan bekerja dan menempuh pendidikan di luar kota atau luar daerah.
Adapun terkait kuota yang disediakan hal itu menyesuaikan dengan kebutuhan, tidak ditentukan mengenai batas jumlahnya. Hanya waktunya yang dibatasi yakni sampai siang hari ini saja.
“Untuk kuotanya memang tidak ditentukan tapi waktunya kita batasi sampai siang hari. Apabila nanti masih banyak yang membutuhkan tidak menutup kemungkinan akan diadakan lagi tapi itu harus melihat ketersediaan alat rapidnya,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online)