Berita Pangandaran (harapanrakyat.com).- Tokoh pemuda di Kabupaten Pangandaran menyoroti efektifitas posko covid-19 yang didirikan di pebatasan maupun di desa hingga ke dusun. Pasalnya, posko yang ada belum optimal dalam mengecek pengguna jalan yang melintas.
Wakil Ketua DPD KNPI Kabupaten Pangandaran, Iwan Iswanto, mengatakan, pihaknya mengapresiasi adanya pendirian dan penjagaan posko yang sudah didirikan di berbagai titik yang ada di Pangandaran.
Meski begitu, ia mengharapkan agar posko itu benar-benar difungsikan untuk mencegah penyebaran covid-19.
“Kita sangat mengapresiasi upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah Pangandaran, khususnya di setiap perbatasan dan desa-desa didirikan posko screening bagi para pemudik dari zona merah,” kata Iwan Iswanto kepada Koran HR, Selasa (28/4/2020).
Posko, kata Iwan, seharusnya menjadi tempat edukasi dan antisipasi penyebaran covid-19 yang maksimal. Namun kenyataannya di lapangan sebagian poski justru pada pukul 05.00-07.00 WIB dan 18.00-19.00 WIB terlihat lengang dan tak ada petugas.
Posko Covid-19 Jalur Perbatasan Kurang Efektif
Selain itu, di posko jalur perbatasan dinilai masih kurang efektif lantaran kendaraan yang dari luar daerah masih bebas masuk tanpa pemeriksaan terlebih dahulu, baik pengemudi atau penumpangnya.
Bahkan, kendaraan yang melintas bukannya diperiksa, malahan hanya diminta memperlambat laju kendaraannya.
“Ini jelas sangat berbahaya kalau tidak dievaluasi lagi oleh kita semua. Termasuk yang ada di Desa atau Dusun seharusnya lebih maksimal, terutama dalam memantau ODP maupun warga yang baru pulang dari zona merah yang bandel,” imbuhnya.
Iwan menambahkan, berkaitan dengan ODP apakah benar-benar dipantau melakukan isolasi mandiri atau tidak. Pasalnya, mendekati lebaran dikhawatirkan bila sejak awal tidak dikontrol akan membuat situasi semakin gawat.
“Saya kira kurang begitu bagus tindakan preventifnya. Karantina iya, tapi masih gabung sama keluarganya dan keluarganya berkeliaran, itu sama saja bohong,” jelas Iwan Iswanto.
Dengan didirikannya posko diharapkan tidak hanya menjadi tempat untuk kumpul-kumpul saja, yang dipantau hanya warga yang melakukan perjalanan, cara petugas atau aparat melaksanakan SOP pencegahan Covid-19 tidak diingatkan.
“Terkadang petugas di Posko lupa, tidak menerapkan slogan DJCM Diam dirumah, Jaga jarak, Cuci tangan pakai sabun dan memakai Masker), sementara ke warganya menyuruh untuk DJCM. Ini yang harus dievaluasi bersama,” pungkasnya. (Mad/Koran HR)