Berita Jabar, (harapanrakyat.com),– Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB yang sudah diberlakukan di Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) dan Bandung Raya dinilai berhasil menekan penularan Covid-19.
Karena itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil meminta kepala daerah di Jabar untuk menjadikan PSBB di Bodebek dan Bandung Raya sebagai panduan. Terlebih PSBB Jabar dimulai Rabu, 6 Mei 2020 sampai 14 hari ke depan, atau sampai 19 Mei 2020.
“Bapak ibu Bupati dan walikota wilayahnya akan memberlakukan PSBB, bisa menjadikan Bodebek dan Bandung Raya sebagai panduan,” ujar Emil, panggilan akrab Gubernur Jabar saat rapat virtual bersama 27 kepala daerah di Jabar, Selasa (5/5/2020).
Kepala daerah di Bodebek dan Bandung Raya berbagi pengalaman saat memberlakukan PSBB agar berjalan secara optimal.
Emil sendiri memberi kewenangan kepada para kepala daerah untuk menentukan sendiri pembatasan selama PSBB berlangsung. Salah satunya dalam kegiatan perekonomian.
“Silakan atur saja kegiatan ekonomi mana yang bisa buka dan tidak, karena misalnya Kota Bekasi dan Kabupaten Pangandaran tentu berbeda kebutuhannya dalam sektor ekonomi,” ungkap Emil.
Emil juga memberi target kepada para bupati dan walikota se-Jabar untuk menekan pergerakan manusia sesuai standar WHO sampai 30 persen.
“Keberhasilan PSBB menurut WHO itu apabila pergerakan manusianya hanya 30 persen,” kata Emil.
Selain itu, lanjut Emil, keberhasilan PSBB juga dilihiat dari perlambatan laju penyebaran Covid-19. Indikator laju persebaran Covid-19 ini dihitung dengan angka reproduksi dasar atau Ro.
“Ibarat mobil, misalnya sebelum PSBB kecepatannya 100 km/jam, maka setelah PSBB bisa ditekan hanya 60 km/jam,” terangnya.
PSBB Bodebek dan Bandung Raya dinilai berhasil karena ada penurunan angka Ro, yakni dari 1,27 menjadi 1,07 saja.
“Angka satu disini diangkap wajar, artinya satu pasien menulari satu orang lainnya. Tapi kalau lebih dari satu, artinya potensi penularan berarti banyak juga. Karena itu diharapkan setelah 14 hari berlaku PSBB di tingkat provinsi, kecepatan penularan Covid-19 ini turun dari angka satu,” katanya.
Selama PSBB Bodebek dan Bandung Raya sudah tidak ditemukan lagi adanya kasus positif Covid-19 dari pemudik. Penularan dari luar wilayah atau imported case sebelumnya dilaporkan di Ciamis, Kuningan, dan Sumedang. Penularan berasal dari pemudik yang datang dari zona merah.
“Sebelumnya ada peningkatan jumlah pasien pada data tanggal 22 April, setelah PSBB berjalan dua minggu, ada penurunan dan sampaii 29 April penurunan kasus terjadi sampai 100 orang,” jelasnya.
Berita baik lainnya, menurut Emil, saat ini rumah sakit mulai kosong. Hal ini disebut Emil berkat kinerja tim medis yang menangani Covid-19.
Selain itu, kesembuhan di wilayah yang sudah memberlakukan PSBB juga meningkat hampir dua kali lipat, sementara angka pasien meninggal mengalami penuruanan. Biasanya per hari rata-rata meninggal 7 orang, menurun menjadi 4 orang meninggal dalam 6 hari terakhir ini.
“Kabar baik ini yang ingin kami hadirkan secara merata ke semua kabupaten/kota. Tren baik penurunan Covid-19 harus dirasakan juga oleh masyarakat di kabupaten/kota lainnya,” tandas Emil. (Ndu/R7/HR-Online)