Ada banyak faktor pemicu dan penyebab usus buntu. Gangguan infeksi yang menimbulkan usus buntu juga bisa karena pola makanan yang tidak sehat. Mengenal penyebab gangguan ini akan memudahkan penanganannya.
Usus buntu atau sekum (appendix vermiformis) merupakan organ berbentuk kantung kecil seperti cacing. Organ ini terhubung dengan usus penyerapan dan kolon dari usus besar.
Sekum tak hanya terdapat dalam tubuh manusia namun juga dimiliki semua mamalia, burung, hingga sebagian binatang reptil. Fungsi utama sekum belum diketahui secara pasti namun berhubungan dengan imunitas tubuh.
Bahkan menurut Wikipedia, usus buntu atau sekum berperan penting dalam sekresi immunoglobulin yang mengandung kelenjar limfoid yang dibutuhkan untuk kekebalan tubuh.
Penyakit usus buntu tergolong gangguan yang serius. Meskipun penyebab usus buntu bisa karena berbagai faktor namun langkah operasi perlu dilakukan jika berbahaya. Biasanya dokter akan melakukan diagnosa sebelum dilakukan operasi.
Penyakit usus buntu terjadi karena adanya peradangan. Gejala radang usus buntu umumnya ditandai sakit di sekitar pusar, mual, muntah, keram perut, sering kentut, diare, sembelit, demam, hingga nafsu makan yang menurun.
Faktor Pemicu dan Penyebab Usus Buntu
Apendisitis atau penyakit usus buntu terjadi karena adanya penyumbatan pada sekum. Hal inilah yang menimbulkan peradangan sehingga muncul berbagai gejala penyakit di atas.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya peradangan sekum dan penyakit apendisitis. Berikut ini berbagai hal yang bisa menjadi pemicu maupun penyebab usus buntu.
1. Faktor Genetik
Anak-anak yang orang tuanya memiliki riwayat penyakit usus buntu ternyata memilik risiko yang tinggi terkena penyakit yang sama. Bahkan dibandingkan anak lainnya, risiko mencapai 10 kali lipat.
Penyebab usus buntu pada anak cukup banyak kasusnya karena faktor pewarisan genetika ini. Meskipun banyak masyarakat yang belum mengetahui hal ini namun jumlah kasus apendisitis karena faktor gen mencapai lebih dari 50 persen.
2. Infeksi Bakteri atau Virus
Penyakit usus buntu juga bisa disebabkan karena infeksi akibat serangan bakteri atau virus. Masuknya bakteri atau virus ini bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang kurang terjaga dengan baik kebersihan dan higienitasnya.
3. Adanya Benturan di Perut
Sejumlah kasus apendisitis dilaporkan karena adanya benturan atau luka yang mengenai perut. Jurnal Biomed Central pernah memuat hasil penelitian tentang trauma perut akibat pukulan, jatuh, atau tertusuk sebagai penyebab usus buntu.
Sejumlah kasus penyakit usus buntu yang dialami anak-anak juga terjadi akibat cedera atau benturan yang mengenai sekitar perut. Benturan ini bisa menyebabkan appendix terluka dan menyebabkan peradangan.
4. Kurang Konsumsi Makanan Berserat
Mengonsumsi makanan yang kaya kandungan seratnya sangat baik untuk menjaga kesehatan. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap usus buntu. Penumpukan sisa makanan yang tidak tercerna dengan baik bisa menyebabkan penyumbatan sus buntu.
Makanan Penyebab Usus Buntu
Meskipun bukan merupakan faktor penyebab usus buntu secara langsung, jenis makanan yang dikonsumsi juga bisa memicu terjadinya apendisitis. Berikut ini beberapa jenis makanan yang meningkatkan risiko penyakit usus buntu.
Makanan Cepat Saji – Makanan ini umumnya mengandung tinggi lemak dan rendah serat. Sulitnya mencerna makanan ini akan menyebabkan penumpukan dan menyebabkan konstipasi. Kondisi inilah yang memicu radang usus buntu.
Makanan Tinggi Karbohidrat – Selain tidak baik untuk kesehatan tubuh, kelompok makanan ini juga ulit dicerna dan bisa menyebabkan konstipasi. Apalagi jika sering dikonsumsi bisa menjadi penyebab usus buntu.
Pisang Muda – Pisang yang belum matang benar mengandung zat tepung yang tidak mudah dicerna tubuh. Bahkan kandungan pektin dalam pisang mentah ini bisa menyerap cairan dalam pencernaan sehingga bisa menyebabkan sembelit.
Itulah berbagai faktor yang bisa memicu dan menjadi penyebab usus buntu yang sebaiknya Anda tahu. Menjauhi makanan yang tidak baik untuk pencernaan tentunya sangat baik untuk menekan risiko terkena apendisitis. (R9/HR Online)