Kabar penemuan fosil Spinosaurus kini menjadi perbincangan yang sangat menarik. Sejarah kehidupan dinosaurus yang satu ini sangatlah menakjubkan. Spinosaurus merupakan salah satu jenis dinosaurus theropoda terbesar. Hidup 112 hingga 97 juta yang lalu pada saat periode Cretaceous.
Penemuan Fosil Dinosaurus Spinosaurus
Terkait ukuran pasti raksasa prasejarah ini belum diketahui dan masih menjadi perdebatan. Akan tetapi, temuan fosil serta penelitian yang dilakukan baru-baru ini telah menunjukkan bahwa Spinosaurus memiliki panjang mencapai 41 hingga 59 kaki dengan berat sebesar 20 ton.
Baca juga: Penemuan Fosil Dineobellator Notoherperus, Spesies Dinosaurus Berbulu
Ukuran tersebut merupakan penampakan yang tidak biasa. Apalagi, Spinosaurus ini sangat terkenal dengan duri panjang yang khas di punggungnya.
Bukan hanya itu saja, Spinosaurus termasuk ke dalam hewan pemakan daging. Dengan artian, jenis dinosaurus ini juga memakan ikan.
Namun, memiliki kebiasaan makan dengan mencari serta memakan apa saja yang bisa ditemukannya, termasuk juga dinosaurus lain. Penemuan fosil Spinosaurus yang belum lama ini dipublikasikan menunjukkan bahwa Spinosaurus kemungkinan adalah hewan semi akuatik.
Dengan artian, Spinosaurus tidak hanya berburu ikan dari pantai, danau Cretaceous, sungai, dan dataran pasang surut di Afrika Utara, akan tetapi juga berenang dan menyelam untuk mencari mangsanya.
Awal penemuan sisa-sisa kerangka Spinosaurus terjadi pada tahun 1912 di negara Mesir. Kemudian pada tahun 1915, diberi nama oleh seorang paleontologi asal Jerman, yaitu Ernst Stromer.
Sebenarnya, sisa-sisa kerangka Spinosaurus yang asli sudah hancur ketika Perang Dunia II. Ternyata, seiring berjalannya waktu, penemuan fosil-fosilnya terus saja berlanjut.
Bukti Penemuan Fosil Spinosaurus
Berita yang cukup menghebohkan, penemuan tulang ekor Spinosaurus yang belum lama ini terjadi, memberikan sebuah pernyataan cukup mengejutkan.
Dimana dinosaurus ini yang menjadi ancaman lebih besar dibandingkan dengan T.rex, memiliki kemampuan berenang.
Baca juga: Penyebab Dinosaurus Punah dan Sejarahnya
Tak heran bila timbul berbagai pertanyaan, apakah Spinosaurus, sebagai monster dinosaurus yang mengancam ini, dengan bentuk kepala buaya dan duri tajam di punggungnya, memiliki kemampuan berenang?
Menariknya lagi, pertanyaan ini yang sudah lama diperdebatkan oleh sejumlah ahli paleontologi selama lebih dari dua dekade. Sebagian besar dari catatan penemuan fosil Spinosaurus menunjukkan bahwa dinosaurus theropoda ini hidup di sekitaran air dan memakan ikan.
Pendapat Para Ahli Mengenai Spinosaurus
Seorang ahli paleontologi di museum Royal Tyrrell Kanada, Donald Henderson berpendapat bahwa Spinosaurus merupakan dinosaurus yang paling berat dan dapat mengapung di air dengan cukup baik.
Akan tetapi, tidak mungkin bila binatang besar ini dapat menyelam dan mengejar mangsanya hingga ke bawah air.
Saat ini, studi baru yang telah dilakukan berhasil diterbitkan di dalam jurnal Nature. Berkat penemuan fosil Spinosaurus pada akhir 2018, para peneliti telah mampu merekonstruksikan ekor Spinosaurus.
Sehingga menguatkan argumen, bahwa Spinosaurus adalah hewan perenang hebat yang mampu bermanuver dan berburu mangsanya dibawah permukaan air.
Penulis pertama studi dan Penjelajah Geografis Nasional, Nazir Ibrahim, memberikan ungkapan, bahwa ada kemungkinan Spinosaurus menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam air.
Baca juga: Kenapa Tak Ditemukan Fosil Dinosaurus di Indonesia? Simak Alasannya!
Nazir Ibrahim telah lama menjadi penganjur kemampuan akuatik Spinosaurus, setelah menerbitkan hipotesisnya pada tahun 2014 yang menunjukkan bahwa Spinosaurus tidak takut basah.
Temuan Spinosaurus baru berupa tulang ekor telah berhasil dilakukan Nazir Ibrahim dan rekan-rekannya dari tempat tidur Kem-Kem, yaitu sebuah situs fosil di Maroko. Pada 2015 hingga 2018, Nazir dan timnya kembali mencari penemuan baru melalui area yang lebih luas dari situs tersebut.
Mereka dapat menemukan satu set tulang ekor yang hampir terlihat lengkap milik Spinosaurus. Bahkan penemuan fosil Spinosaurus ini bukan hanya tulang kecil, melainkan memiliki ketebalan hingga 12 inci atau setara dengan 30 sentimeter. (R10/HR-Online)