Kisah Sayyidah Hafshah binti Umar tentunya sangat menarik. Berikut kita bahas kisah dari Sayyidah Hafshah binti Umar, sang penjaga Al Quran. Ia merupakan putri dari Umar bin Khattab sekaligus istri Nabi Muhammad SAW.
Hafshah lahir tak lama setelah kelahiran Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah SAW. Ibunya yaitu Zainab binti Madh’un bin Hubaib bin Wahab bin Hudzafah. Hafshah tumbuh mewarisi sifat ayahnya dalam hal keberanian dan ucapannya yang tegas.
Ia juga pandai membaca dan menulis bahkan menghafal serta menjaga Al Quran. Ia juga menyimpan Al Quran dalam bentuk tulisan pada pelepah kurma, tulang, hingga kulit. Jasanya pun sangat besar terhadap kaum muslimin pada saat itu hingga kini.
Baca Juga: Kisah Rasul Menerima Wahyu Pertama di Gua Hira
Kisah Sayyidah Hafshah binti Umar Menjadi Istri Rasulullah dan Menjaga Al Quran
Sebelum menikah dengan Rasulullah, Hafshah merupakan janda dari pria bernama Khunais bin Hudhafah As-Sahmiy. Suaminya telah gugur dalam Perang Badar sehingga ia hidup menjanda. Umar pun bersedih dan mengabarkan kondisi putrinya kepada Abu Bakar.
Umar berharap sahabatnya itu mau menikahi putrinya yang telah menjanda. Namun Abu Bakar hanya diam saja yang menjadi pertanda penolakan halusnya untuk menikahi Hafshah. Setelah itu, Umar menemui Nabi Muhammad SAW dan menceritakan bagaimana kondisinya.
Setelah mendengar dan melihat kesedihan Umar, Rasulullah kemudian bersedia untuk menikahi Hafshah. Sebelumnya dalam kisah Sayyidah Hafshah binti Umar ini, Rasulullah memang sudah berniat melamar Hafshah. Tujuannya untuk memperhatikan keluarga sahabatnya yaitu Umar bin Khattab.
Sebab, Rasulullah sadar bahwa Umar bin Khattab berperan besar dalam menegakkan Islam. Namun Rasulullah tidak mengutarakan niatnya kepada orang lain kecuali pada Abu Bakar. Karena itulah Abu Bakar menolak untuk menikahi Hafshah sebab sudah mengetahui niat Rasulullah.
Pernikahan dengan Rasulullah
Rasulullah dan Hafshah kemudian menikah pada bulan Sya’ban tahun ketiga Hijriyah. Semasa hidupnya, Hafshah merupakan seorang penghafal Al Quran yang rajin berpuasa. Ia juga mengutamakan bangun malam dan melaksanakan ibadah sholat tahajud.
Suatu ketika Rasulullah dan Hafshah pernah menghadapi situasi perceraian. Namun Jibril mendekati Rasulullah dan memerintahkan rujuk sebab Hafshah merupakan ahli puasa dan sholat tahajud. Akhirnya Nabi Muhammad SAW mempertahankan Hafshah sebagai istrinya.
Baca Juga: Pernikahan Rasulullah dengan Ummu Habibah, Antara Madinah-Habasyah
Kisah Sayyidah Hafshah binti Umar Belajar Menulis Al Quran
Sayyidah Hafshah binti Umar belajar menulis Al Quran dari Rasulullah SAW. Ia menjadi satu-satunya penghafal dan penulis Al Quran di bawah pengawasan langsung Rasulullah. Kemungkinan ia juga menjadi perempuan pertama yang menyimpan ayat Al Quran dalam bentuk teks.
Hafshah mendapatkan gelar Penjaga Al Quran karena menyimpan dokumen asli Al Quran. Sebelumnya, pada masa khalifah Abu Bakar, ia dan Umar bin Khattab mengumpulkan ayat Al Quran menjadi dokumen. Sebab saat itu banyak penghafal Al Quran yang gugur pada Perang Yamamah.
Pada waktu itu, mereka menulis ayat Al Quran di atas papan, kulit, dan juga tulang. Abu Bakar pun menyimpannya agar Al Quran terus hidup dan terjaga. Kemudian setelah Abu Bakar wafat, Umar bin Khattab menggantikan perannya menyimpan dokumen Al Quran.
Hafshah Menjaga Dokumen Al Quran
Setelah Umar wafat, kisah Sayyidah Hafshah binti Umar kemudian menggantikan menjaga Al Quran. Kemudian saat Utsman menjadi Khalifah, ia ingin menjadikan Al Quran mushaf seutuhnya. Utsman pun mengirim utusan untuk meminta dokumen Al Quran dari Hafshah.
Hafshah mengizinkannya dengan syarat Utsman harus mengembalikannya setelah proses penyalinan selesai. Utsman menyetujuinya dan menepati janjinya untuk mengembalikan dokumen asli Al Quran. Setelah mushaf Al Quran jadi, mushaf tersebut disebar ke berbagai kota lainnya.
Baca Juga: Pernikahan Abdullah dan Aminah, Orang Tua Rasulullah SAW
Wafat
Hafshah kembali melanjutkan hidupnya sebagai penjaga dan penghafal Al Quran. Ia membuktikan kegigihannya dengan mencegah Marwan bin Hakam yang ingin menghancurkan dokumen asli Al Quran. Hafshah kemudian wafat pada tahun 41 hijriyah ketika berusia 63 tahun.
Makamnya berada di Baqi’, bersebelahan dengan makam istri-istri Rasulullah yang lain. Sebelum wafat ia juga menyedekahkan semua harta yang masih ia miliki. Sayangnya Marwah bin Hakam, gubernur Madinah menghancurkan dokumen Al Quran yang ia jaga.
Demikianlah kisah Sayyidah Hafshah binti Umar, istri Rasulullah yang menjaga Al Quran. Berkatnya, umat Islam bisa mendapatkan Al Quran dalam bentuk yang rapi. Sebab ia mengizinkan Utsman untuk mengambil dan menyalin dokumen Al Quran asli. (R10/HR-Online)