Kamis, April 17, 2025
BerandaArtikelKemenkes Lakukan Uji Klinis Sejumlah Obat untuk Virus Corona

Kemenkes Lakukan Uji Klinis Sejumlah Obat untuk Virus Corona

Kementerian Kesehatan saat ini tengah mengadakan uji klinis sejumlah obat untuk virus Corona yang telah diputuskan pemerintah. Uji coba dilakukan untuk melihat efektivitasnya dalam mengobati pasien Covid-19.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo sebelumnya telah memutuskan untuk membeli sejumlah jenis obat Covid-19 yang dianggap paling efektif untuk penanganan pasien Corona.

Beberapa jenis obat untuk Covid-19 yang dibeli pemerintah antara lain remdesivir, liponavir-ritonavir, dan hidroksiklorokuin. Penggunaan obat ini juga dipantau Kemenkes untuk melihat efektivitas ketiga obat tersebut.

Seperti dikatakan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi, uji coba obat untuk virus Corona dilakukan Kemenkes untuk menemukan yang terbaik dalam penanganan pasien denan Covid-19

“Obat tersebut ialah remdesivir, liponavir-ritonavir, dan kombinasi obat hidroksiklorokuin yang selama ini digunakan untuk penyakit malaria,” kata Oscar saat rapat kerja bersama DPR RI yang disiarkan secara virtual, Selasa lalu (5/5).

Remdesivir merupakan jenis obat yang selama ini digunakan untuk mengobati penyakit Ebola. Sedangkan liponavir-ritonavir merupakan jenis obat untuk HIV/AIDS, dan hidroksiklorokuin telah dikenal sebagai obat malaria.

Belum ditemukannya obat Covid-19 yang benar-benar efektif dan aman mendorong pemerintah mengambil langkah cepat dengan memesan ketiga obat untuk virus Corona itu. Pemilihan ini tentunya berdasarkan pertimbangan potensinya dalam mengatasi Covid-19.

Untuk uji klinis obat remdesivir, menurut Oscar, dilakukan dengan menggandeng National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat. Uji klinis dilakukan di 22 rumah sakit di berbagai daerah dengan pengawasan dari WHO.

Obat untuk Virus Corona Lainnya juga Diuji Coba

Selain ketiga jenis obat untuk virus Corona di atas, pemerintah juga ikut berlomba dalam melakukan uji klinis terhadap sejumlah obat lainnya. Termasuk uji klinis penggunaan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19.

Uji klinis perawatan pasien Corona ini dilakukan Kementerian Kesehta bekerja sama dengan Lembaga Eijkman, Palang Merah Indonesia (PMI), dan RSPAD Gatot Subroto.

Penggunaan plasma darah ini terutama untuk metode terapi dan perawatan pasien di rumah sakit penanganan Covid-19. Uji coba dilakukan untuk menemukan terapi yang lebih efektif.

Selain itu Kemenkes juga merangkul Wuhan Institute of Biological Products, Tiongkok dalam melakukan uji coba sejumlah obat untuk virus Corona maupun vaksin covid-19.

Benarkah Virus Corona di Indonesia Berbeda Jenisnya?

Sementara itu sebuah informasi yang cukup mengejutkan mengabarkan bahwa jenis virus Corona yang menyebar di Indonesia berbeda jenis dengan virus Corona yang mewabah di negara lain. Benarkah demikian?

Informasi terbaru ini disampaikan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro juga pada kesempatan yang sama saat rapat kerja dengan DPR RI, Selasa kemarin.

Pernyataan Menristek itu disampaikan mengutip hasil analisa GISAID terhadap tiga genom virus corona Covid-19 atau whole genome sequence (WGS) yang sebelumnya dikirimkan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.

GISAID merupakan sebuah lembaga penelitian di Jerman yang aktif meneliti data genetika virus yang penting untuk menemukan obat untuk virus Corona. Bahkan sudah ada ribuan genome virus atau mikroba penyebab wabah yang telah diteliti GISAID.

Menurut Bambang mengutip laporan GISAID, tipe Covid-19 yang menyebar di negara kita ternyata tidak termasuk tipe S, G, dan V yang banyak menginfeksi di berbagai negara lain.

“Tiga WGS yang dikirim Indonesia ke GISAID ternyata termasuk kategori lainnya,” kata Bambang. Namun untuk memastikannya, pemerintah melalui Lembaga Eijkman akan mengirimkan data WGS lainnya dalam jumlah lebih banyak ke GISAID.

Mengenali karakter virus SARS-Cov2 yang menyebar di Indonesia sangat penting untuk pembuatan vaksin Covid-19 yang efektif. Karena itu pemerintah memperkirakan obat untuk virus Corona baru bisa ditemukan sekitar setahun hingga Maret 2021. (R9/HR Online)

Mengetahui Makna Tanda Seru Merah di WA dan Cara Mengatasinya

Mengetahui Makna Tanda Seru Merah di WA dan Cara Mengatasinya

Sudahkah Anda mengetahui arti tanda seru merah di WA? Tanda ini umumnya menunjukkan bahwa pesan atau chat WhatsApp yang telah dikirim mengalami kegagalan. Meskipun...
Tes Kebugaran Fisik

Calon Jemaah Haji di Kota Banjar Jalani Tes Kebugaran Fisik, Jalan Kaki 1,6 Km

harapanrakyat.com,- Sebanyak 120 calon jemaah haji Kota Banjar, Jawa Barat, yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun 2025, melakukan tes kebugaran fisik yang diselenggarakan...
Oknum Dokter Cabul di Garut

Akhirnya Oknum Dokter Cabul di Garut Ditetapkan Tersangka, Malam Ini Langsung Ditahan

harapanrakyat.com,- Oknum dokter cabul di Garut, Jawa Barat, yang melakukan pelecehan seksual kepada ibu hamil saat praktik di salah satu klinik swasta akhirnya ditetapkan...
Bewara Ngalaksa 2025

Bewara Ngalaksa 2025 Dimulai, Warga Rancakalong Sumedang Siap Meriahkan Acara Budaya

harapanrakyat.com,- Kegiatan budaya khas Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yakni Ngalaksa kembali menggema di masyarakat. Acara dimulai dengan kegiatan Bewara Ngalaksa 2025 yang berlangsung...
Miras Jenis Tuak

Terima Aduan Masyarakat, Satpol PP Kota Banjar Amankan Puluhan Liter Miras Jenis Tuak

harapanrakyat.com,- Puluhan liter minum keras (miras) jenis tuak diamankan petugas Satpol PP di wilayah Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Petugas Satpol PP...
Dikejar Lebah Odeng

Lagi Asyik Nyabit Rumput Warga Cipaku Ciamis Dikejar Lebah Odeng, Begini Kondisinya

harapanrakyat.com,- Lagi asyik menyabit rumput, Holil warga Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikejar lebah odeng, Rabu (16/4/2025). Meski telah berusaha lari...