Berita Ciamis, (harapanrakyat.com).- Forum Ketahanan Bangsa atau FKB Ciamis, ikut prihatin atas musibah yang menimpa kesehatan Suharsih (55).
Terlebih, Suharsih juga menghadapi ujian sosial yang menimpa kehidupannya. Suharsih telah kehilangan mata pencaharian akibat dampak COVID-19.
“Dia tidak menerima bantuan sosial dari manapun, terutama dari program penanggulangan COVID-19,” kata Mohamad Ijudin, Ketua FKB Ciamis.
Ijudin berharap, semoga Suharsih diberikan kesembuhan, kesehatan, kesabaran, ketawakkalan, dan kelak memperoleh kebidupan yang lebih baik.
Pada kesempatan itu, Fasilitator Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK) Kabupaten Ciamis ini juga mengajak dermawan untuk sama-sama meringankan beban Suharsih.
“Bukan hanya beban pemulihan kesehatan, tapi juga beban kehidupan kesehariannya,” katanya.
Ijudin juga memohon dengan segala kerendahan hati kepada pihak berwenang atau pemerintah untuk mendata dan mengalokasikan bantuan sosial kepada Suharsih.
“Alasannya, karena ibu Suharsih sangat layak menerimanya,” katanya.
Menderita Pecah Usus Bertahun-tahun
Sebelumnya, Suharsih (55) terbaring lemah akibat penyakit yang didideritanya. Perut Suharsih terlihat membesar, nyaris seperti orang hamil.
Pada bagian perutnya terlihat ada luka cukup serius. Suharsih diduga mengalami pecah usus.
Suharsih kini tinggal di kontrakan milik Endang, warga Cibitung Girang RT 02, RW 06, Kelurahan Kertasari.
Janda tua tersebut kabarnya tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah.
Endang, pemilik kontrakan, menjelaskan, Suharsih mendiami kontrakan miliknya sudah 5 bulan. Suharsih merupakan salah seorang pedagang di BMX.
“Awalnya ibu Suharsih tinggal di kontrakan Pabuaran. Karena iba dengan kondisinya, maka saya menawarkan kontrakan di rumah saya, karena dekat dengan tempatnya berjualan,” kata Endang.
Menurut Endang, Suharsih sudah bertahun-tahun menderita penyakit tersebut. Endang mengaku mengenalnya saat berjualan di BMX.
“Ketika ada wabah Covid-19, dan BMX tempatnya berjualan ditutup, ibu Suharsih otomatis tidak lagi berjualan,” ucapnya.
Endang mengungkapkan, kondisi Suharsih saat ini sangat memprihatinkan. Keadaannya pun semakin memburuk. Karena benjolan yang ada di perutnya pecah.
“Mau dibawa ke rumah sakit untuk berobat dari mana, kalau dari klinik kemarin disarankan untuk dibawa ke UGD, tapi bagaimana lagi, kami juga susah tidak mempunyai biaya karena mata pencaharian dari berdagang sepi,” katanya.
Endang menerangkan, sejauh ini dirinya sudah menghubungi keluarga dan anak Suharsih satu-satunya. Tapi kondisi anaknya pun saat ini tidak mempunyai biaya untuk membawa orang tuanya berobat.
“Kebetulan Bu Suharsih punya anak satu-satunya perempuan, tapi sama, anaknya pun bukan orang berada,” tuturnya.
Endang berharap pemerintah daerah bisa membantu Suharsih untuk pengobatannya. Minimal Suharsih bisa dibawa ke rumah sakit untuk mendeteksi penyakitnya.
“Semakin hari semakin parah, kami harap pemerintah bisa membantunya,” tandasnya. (Deni/R4/HR-Online)