Berita Jabar, (harapanrakyat.com),- Pandji Fortuna Hadisoemanto, seorang epidemiolog Jabar dari Universitas Padjajaran menilai, menekan pergerakan masyarakat amat penting untuk mengakhiri wabah Covid-19 di Jawa Barat.
“Dari pemodelan itu dibuat simulasi penyebaran Covid-19 di Jabar dengan beberapa skenario,” ujar Pandji,
Skenario pertama, lanjut Pandji, adalah kondisi saat ini. Menurutnya, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jabar berhasil menurunkan transmisi, namun masih ada sisa transmisi, sehingga kasus-kasus baru masih bermunculan, meskipun jumlahnya tidak signifikan.
“Pergerakan masyarakat yang terus berlanjut dan tidak bisa ditekan, maka wabah Covid-19 baru akan teratasi 3 tahun ke depan,” katanya.
Karena itu, Pandji mengimbau masyaakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah agar pergerakan masyarakat secara kesuluruhan dapat ditekan.
“Pada PSBB, saya simulasikan ada pengetatan, namun sedikit saja. Tapi bisa mempercepat habisnya wabah Covid-19 di Jabar,” katanya.
Pemodelan yang dibuat oleh epidemiolog Jabar ini merekomendasikan agar pergerakan masyarakat diketatkan lagi.
“Kita tinggal mengetatkan sedikit lagi saja pergerakan masyarakat, agar penurunan wabah Covid-19 bisa cepat terjadi,” ungkapnya.
Baca Juga: Satu Minggu PSBB Jabar Berjalan: Kematian Berkurang, yang Sembuh Meningkat
Kajian dari epidemilog Jabar ini menjadi masukan bagi pemerintah provinsi Jabar untuk melaksanakan relaksasi atau pelonggaran PSBB. Relaksasi diperlukan guna meningkatkan kembali arus ekonomi di Jabar yang saat ini terasa lesu.
Karena itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, bakal memetakan daerah di Jabar yang bisa melakukan relaksasi PSBB. Pemetaan akan ditentukan oleh tren kasus Covid-19 dan mempertimbangkan berbagai masukan, termasuk masukan dari para epidemiolog.
“Dari PSBB Jabar. Masih ada 37 persen wilayah yang perlu diwaspadai. Tapi 63 persen wilayah lainnya bisa melakukan relaksasi karena dinilai sudah aman. Harapannya jika berlaku relaksasi PSBB maka perekonomian bisa lancar kembali,” kata Emil, Selasa (12/5/2020) lalu.
Emil juga menuturkan hasil evaluasi satu minggu PSBB di Jabar menunjukkan hasil yang menggembirakan. Jumlah pasien kasus Covid-19 di rumah sakit berkurang. Begitupun dengan tingkat kematian akibat kasus Covid-19 juga mengalami penurunan.
Sementara tingkat kesembuhan justru meningkat sampai dua kali lipat. Jika grafik kasus Covid-19 konsisten terus melandai, maka relaksasi PSBB pun bisa dijalankan.
“Jika terus konsisten kasus Covid-19 menurun, maka kami bisa mendefinisikan Covid-19 terkendali. Selanjutnya bisa relaksasi agar ekonomi bisa berjalan, namun tetap jaga jarak dan aturan ketat protokol kesehatan,” tandasnya. (Ndu/R7/HR-Online)