Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Makam Eyang Raden Undakan Kalangansari banyak dikunjungi para pengunjung yang sengaja datang untuk ziarah sekaligus ngalap berkah.
Makam tersebut dipercayai merupakan makam seorang ksatria di Ciamis. Untuk mengunjungi makam ini, Anda bisa datang ke Pasarean Handap, Dusun Dayeuhdatar, Desa Nagarapageuh, Kecamatan Panawangan.
Para peziarah yang datang selain ngalap berkah, juga berdo’a kepada Allah SWT agar permohonannya dikabulkan.
Eman Sulaeman, Ketua Paguyuban Adat Desa Nagarapageuh, mengatakan, Eyang Raden Undakan Kalangansari dikenal semasa hidupnya sebagai seorang ksatria pilih tanding. Kesaktiannya cukup mumpuni sehingga disegani oleh ksatria lainnya.
“Kesaktian Eyang itu masyhur di masanya, menurut cerita rakyat di sini, Eyang itu seorang ksatria sakti, makanya sampai sekarang masih dipercayai orang dan banyak peziarah yang datang ke sini,” katanya, Sabtu (25/4/2020).
Bahkan kesaktian Eyang, lanjut Eman, tidak ada yang menandinginya. Sampai datang seorang kiai penyebar Agama Islam pertama di Desa Nagarapageuh.
“Suatu hari datang Eyang Haji Kutajayana, Eyang Haji ini merupakan penyebar agama Islam pertama di Desa ini. Dia datang ke tempat tinggalnya Eyang Raden Undakan,” katanya.
Eyang Haji Kutajayana bertemu dengan Eyang Raden Undakan, saat itu terjadi dialog antara mereka berdua. Eyang Haji diketahui datang dari tanah Arab.
“Konon saat mereka berbincang itu, Eyang Haji Kutajayana tiba-tiba mengeluarkan putri cantik, menurut cerita putri cantik jelita itu keluar dari beduk yang dibawanya,” terang Eman.
Melihat seorang putri cantik jelita, Eyang Raden Undakan ingin mempersuntingnya. Eyang Haji Kutajayana mengizinkannya, namun ada syarat yang harus dipenuhi oleh Eyang Raden Undakan.
“Permintaan Eyang Raden Undakan untuk mempersunting putri tersebut dikabulkan, tapi Eyang Haji mengajukan syarat, yaitu Eyang Raden Undakan harus masuk agama Islam dulu,” kata Eman.
Eyang Raden Undakan Kalangansari memenuhi permintaan Eyang Haji. Setelah mempersunting putri cantik tersebut, Eyang Raden Undakan kemudian mengucap kalimat Sahadat dan resmi memeluk agama Islam.
“Eyang Raden kemudian menjadi raja. Dia dikenal sebagai raja yang adil dan bijaksana, konon dia juga sangat dicintai oleh rakyatnya,” terang Eman.
Cerita yang berkembang dari mulut ke mulut itulah yang mendorong banyak peziarah mengunjungi makam Eyang Raden Undakan Kalangansari.
“Peziarah biasanya datang pada malam Jum’at kliwon. Biasanya banyak yang datang, tapi sejak ada wabah Corona, peziarah berkurang,” tandasnya. (Ndu/R7/HR-Online)