Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita TerbaruTeleskop Radio di Kawah Bulan, Inilah Rencana Besar NASA

Teleskop Radio di Kawah Bulan, Inilah Rencana Besar NASA

Saat ini NASA sudah berhasil mendapatkan suntikan dana untuk mengembangkan Lunar Crater Radio Telescope (LCRT), rencananya mereka akan menaruh sebuah teleskop radio di kawah bulan.

Rencananya teleskop radio yang akan dipasang di sana akan dibuat dengan luasan kilometer lebih besar dua kali lipat dari FAST Observatory milik China. Dengan demikian, sudah pasti berapa banyak uang yang akan dihabiskan NASA untuk merealisasikan idenya.

Secara resmi, pihak NASA sudah mengungkapkan bahwa membangun teleskop radio di bulan berarti akan dapat mengungkap data lebih besar dari 10 hingga 50 m jarak cahaya atau di bawah 30 Mhz. Diperkirakan ini akan membuka seluruh hal yang tidak diketahui tentang ionosfer.

Teleskop Radio NASA di Kawah Bulan

Radio teleskop adalah bentuk antena radio yang berfungsi dalam penangkapan sinyal-sinyal tertentu. Hadirnya alat ini berarti astronom dapat mengerti frekuensi radio yang ada di antariksa.

Memasang teleskop radio di bulan ini dapat menangkap frekuensi radio yang dipancarkan oleh planet lain. Dengan kata lain, para astronom bisa melihat situasi yang ada di angkasa dengan lebih jelas lagi.

Dari segi bentuk, berbeda dengan teleskop optik, jenis teleskop ini hadir lebih menyerupai sebuah alat penerima sinyal lengkap dengan piringan besar dan bagian tengah yang panjang.

Bagian piringan besar teleskop radio di kawah bulan akan berfungsi dalam menangkap sinyal yang ada. Sedangkan bagian tengahnya akan berfungsi dalam merepresentasikan data.

Alasan Pembangunan Teleskop Radio di Bulan

Memasang sebuah radio teleskop sejauh mungkin dari Bumi tentu akan menghadirkan gangguan yang lebih sedikit. Pasalnya, selama ini gangguan terbesar justru didapatkan dari Bumi itu sendiri.

Lalu kenapa masih ada di sekitar Bumi? Kenapa tidak dibuat di tempat yang lebih jauh lagi semisal planet lain?

Untuk membuat teleskop radio di bulan saja sudah pasti membutuhkan perjuangan yang ekstra. Untuk saat ini, bukan merupakan objek antariksa lain yang paling mudah dikunjungi dari bumi.

Gangguan-gangguan dari Bumi dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Mulai dari cuaca hingga masalah dari sumber daya manusia itu sendiri sehingga perlu adanya pembangunan teleskop radio di kawah bulan.

Ketika memasang sebuah teleskop radio di Bumi, tentu saja tantangan utamanya ada cuaca. Saat cuaca tidak mendukung seperti hujan yang deras atau bahkan badai, maka kita sering mendapati saluran televisi kita mati.

Sama halnya dengan itu, menggunakan teleskop radio di Bumi juga akan mengurangi akurasi data yang akan diterima. Sedangkan teleskop radio yang terbang juga dirasakan mempunyai banyak gangguan yang dapat terjadi.

Menurut para peneliti, teleskop radio di bulan berarti menghindarkan kemungkinan gangguan cuaca itu terjadi. Bulan yang merupakan orbital di angkasa Bumi tidak terpengaruh cuaca yang ada di Bumi sehingga gangguannya akan lebih sedikit.

Cara Kerja Teleskop Radio di Kawah Bulan

Untuk membuat alat ini bekerja, hal pertama yang harus dipikirkan adalah bagaimana membawa alat ini ke sana.

Membawa alat yang berat menunjuk ke suatu tempat di Bumi saja perlu banyak tenaga dan usaha, apalagi jika tempat yang dituju berada di luar angkasa.

Meski masih jadi tanda tanya besar, para peneliti dikabarkan sudah memikirkan cara untuk membawa alat ini ke bulan.

Direncanakan oleh para peneliti, pendaratan teleskop radio di kawah bulan ini terbagi atas dua modul. Modul pertama akan mendarat langsung di lokasi tempat kawah tersebut. Sedangkan modul yang satunya akan berada di atas kawah.

Selanjutnya, modul yang berada di dalam kawah akan mengeluarkan robot-robot kecil yang berfungsi untuk membentangkan kabel. Pada akhirnya, modul yang di atas akan langsung memposisikan diri pada kabel yang sudah terinstalasi.

Apakah Alat Ini Akan Benar-Benar Dibuat?

Belum ada berita resmi tentang kepastian alat ini akan dibuat atau tidak. Yang jelas, jika keinginan NASA makin tak terbendung bukan tidak mungkin mereka akan merealisasikannya.

Terlihat lagi mencari dana bagi organisasi sebesar NASA bukan hal yang susah. Baik itu negara, militer, hingga bisnis pasti akan dengan senang hati membantu organisasi ini.

Pastinya, jika teleskop radio di kawah bulan ini benar-benar dibuat, seharusnya memang didasarkan untuk kepentingan bersama. Sehingga tercipta kehidupan manusia yang lebih baik lagi. (R10/HR-Online)

Keutamaan Doa Panjang Umur, Raih Kehidupan yang Berkah

Keutamaan Doa Panjang Umur, Raih Kehidupan yang Berkah

Memiliki umur yang panjang dan bermanfaat tentu menjadi dambaan setiap manusia. Rasulullah pun mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa memanjatkan doa panjang umur. Baca Juga: Doa...
Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Banyaknya film terbaru yang akan tayang di bioskop tentu memberikan beragam pilihan bagi para penonton. Salah satunya adalah film berjudul Samawa Dosamu Cintaku Selamanya,...
Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo tampaknya sedang mempersiapkan smartphone flagship terbaru dari seri Find, yaitu Oppo Find X9 Ultra. Perangkat ini kemungkinan besar akan hadir pada tahun 2026...
Ular sanca kembang Banjar

Ular Sanca Kembang 3 Meter Pemangsa Ayam Bikin Geger Warga Kota Banjar

harapanrakyat.com,‐ Ular sanca kembang sepanjang 3 meter bikin geger warga Lingkungan Jadimulya, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Ular yang sempat memangsa...
Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Dalam dunia desain interior, pilihan warna sangat berdampak pada suasana dan estetika suatu ruang. Cat rumah warna soft, dengan nuansa lembut dan kalem, menjadi...
Meninggal Dunia Akibat DBD

Satu Anak di Kota Banjar Meninggal Dunia Akibat DBD, Dinkes: Belum Dapat Laporan Resmi

harapanrakyat.com,- Seorang anak di Kota Banjar, Jawa Barat, meninggal dunia akibat DBD. Virus Demam Berdarah Dengue (DBD) itu menyerang Rifkah Khoirunnajah (10), warga Lingkungan...