Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Selama pandemi corona menerjang wilayah Indonesia atau sejak awal bulan Maret, tercatat sebanyak 27.791 pemudik asal Ciamis pulang kampung. Lonjakan pemudik paling tinggi terjadi pada petengahan hingga akhir bulan Maret atau ketika pemerintah membatasi aktivitas sosial sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.
Juru Bicara PIK (Pusat Informasi dan Koordinasi) COVID-19 Kabupaten Ciamis, Bayu Yudiawan, mengungkapkan, data 27.791 pemudik tersebut diperoleh dari hasil pendataan pihaknya yang melibatkan pihak kecamatan dan desa di seluruh Kabupaten Ciamis.
“27.791 pemudik asal Ciamis ini langsung dilakukan pemeriksaan serta diminta untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Sebanyak 18.342 pemudik diantaranya sudah selesai masa pengawasannya. Sementara 9449 pemudik masih menjalani masa pengawasan isolasi mandiri,” ujarnya, Jum’at (17/04/2020).
Pemudik Asal Ciamis Melonjak pada Bulan Maret
Bayu menambahkan pemudik yang sudah selesai masa pengawasan adalah mereka yang pulang kampung ke Ciamis selama bulan Maret hingga awal April.
“Setelah awal April gencar kampanye ‘jangan mudik. ternyata ada efek penurunan’ jumlah. Sampai minggu ini pun sebenarnya masih ada warga Ciamis yang dari perantauan pulang kampung. Namun angkanya menurun apabila dibanding bulan Maret,” ujarnya.
Bayu pun meminta kepada pemudik asal Ciamis yang pulang kampung atau siapapun yang sudah melakukan perjalanan dari luar kota agar melakukan isolasi mandiri dan memberitahukan kepada Ketua RT setempat.
“Kami juga meminta agar Ketua RT mensuport dan melindungi warganya yang melakukan isolasi mandiri. Jangan sampai dia dikucilkan atau mendapat stigma buruk dari warga lainnya. Karena kekompakan dalam melawan penyebaran Covid-19 ini sangat penting. Dalam situasi seperti ini saling mendukung dan menguatkan satu sama lainnya benar-benar dibutuhkan,” ujarnya.
Menurut Bayu, pendataan PDP, ODP dan OTG kini sudah diubah. Dalam konteks ODP, lanjut dia, akan dikelompokan mana yang terhubung dengan kluster penyebaran Covid-19 dan mana yang tidak terhubung.
“Jadi ODP yang hanya baru datang dari luar kota dan tidak memiliki riwayat kontak dengan kluster penyebaran Covid-19 akan dipisahkan datanya. Langkah itu agar memudahkan kami melakukan pengawasan dan pemetaan,” ujarnya. (es/R2/HR-Online)