Sebuah penelitian melaporkan bahwa Ivermectin diklaim efektif untuk pengobatan virus Corona. Namun belakangan badan FDA Amerika tidak merekomendasikan obat itu untuk mengatasi virus Covid-19.
Dalam keterangan resminya seperti dikutip dari laman fda.gov, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyatakan bahwa obat Ivermectin diperuntukkan bagi hewan yang terinfeksi parasit bakteri dan tidak boleh digunakan untuk manusia.
Ivermectin merupakan jenis obat yang cukup dikenal di berbagai negara di seluruh dunia. Obat ini juga banyak dijual di berbagai apotek utamanya sebagai obat hewan yang terserang parasit dan bakteri.
Baca juga: Herbal Antivirus Corona dari Jambu, Jeruk dan Kelor Tengah Dikembangkan FK UI dan IPB
Namun hasil riset tentang potensi pengobatan virus corona tersebut ternyata mendapatkan respon luas dari masyarakat di berbagai negara. Penjualan Ivermectin yang cukup luas dikhawatirkan akan disalahgunakan menyusul temuan tersebut.
Di sejumlah negara termasuk Australia, Ivermectin juga diproduksi dalam bentuk krim dan lotion untuk mengatasi kutu rambut kepala. Obat ini juga banyak digunakan untuk mengatasi penyakit kulit seperti kudis dan rosacea.
Efektivitas Ivermectin untuk Pengobatan Virus Corona
Melihat khasiat Ivermectin yang telah dikenal luas sejak tahun 1980-an mendorong sejumlah peneliti untuk melakukan riset lanjutan, khususnya untuk melihat potensinya dalam pengobatan virus Corona.
Para peneliti yang berasal dari Monash University dan Doherty Institute Australia ini mempublikasikan penelitiannya di Antiviral Research. Hasilnya, Ivermectin bahkan mampu membunuh virus corona dalam waktu 48 jam.
Ketua tim peneliti Kylie Wagstaff mengatakan penelitian dilakukan secara in vitro dengan menguji bahan genetik virus dalam sel kultur. Nah, pemberian Ivermectin ternyata mampu mengeliminasi bahan genetik virus tersebut dengan efektif.
Baca juga: Vaksin Virus Corona yang Sedang Diuji Klinis di WHO, Apa Saja?
“Bahkan dengan dosis tunggal saja obat ini bisa menghapus semua virus dalam waktu 24 hingga 48 jam,” katanya. Namun dia mengaku tidak mengetahui bagaimana mekanisme Ivermectin dalam membunuh virus Covid-19.
Dalam laporan itu peneliti juga mengatakan bahwa riset Ivermectin untuk pengobatan virus corona baru dilakukan secara in vitro. Karena itu uji klinis terhadap manusia perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum digunakan secara massal.
Para peneliti yang terlibat dalam riset itu telah menggunakan Ivermectin untuk mengatasi beragam jenis virus, seperti virus influenza, dengue dan HIV. Bahkan penelitian ini telah dilakukan selama bertahun-tahun.
Tim peneliti juga mengakui bahwa riset yang mereka lakukan masih dalam tahap awal. Tahap lanjutan dalam bentuk uji klinis terhadap pasien Corona perlu dilakukan untuk mengetahui dosis yang tepat maupun teknis pengirimannya.
Peringatan FDA untuk Ivermectin sebagai Pengobatan Virus Corona
Hasil temuan para peneliti tentang Ivermectin sebagai pengobatan virus corona ternyata malah mendorong FDA mengeluarkan pernyataan yang diberi istilah ‘FDA Warning’.
Respon yang sangat luas terhadap hasil riset yang dilakukan para peneliti dari Monash University dan Doherty Institute Australia malah membuat FDA Amerika Serikat khawatir.
Apalagi produk Ivermectin yang banyak dijual di pasaran ditujukan untuk hewan ternak yang terinfeksi parasit. “Ivermectin ditujukan untuk hewan dan tidak boleh digunakan untuk terapi manusia,” begitu bunyi peringatan US FDA seperti dilansir scitechdaily.com.
Baca juga: Uji Klinis Obat Covid-19 Remdesivir Memberikan Hasil Menggembirakan
Meskipun begitu FDA menyambut baik hasil temuan tentang riset Ivermectin yang potensial untuk digunakan dalam pengobatan virus corona. Karena itulah FDA mendorong perlunya segara dilakukan uji klinis lanjutan pada pasien Covid-19.
FDA juga mengingatkan bahwa obat Ivermectin belum diuji terhadap coronavirus novel pada hewan maupun pada manusia. Karena itulah perlunya studi lanjutan untuk memastikan apakah ivermectin aman dan efektif untuk mengobati COVID-19.
Meskipun muncul FDA Warning, namun temuan para peneliti Australia itu akan melengkapi berbagai penelitian yang dilakukan berbagai negara untuk menemukan formula yang efektif sebagai pengobatan virus corona. (R9/HR-Online)