Pemerintah telah mengumumkan akan mengunakan Hydroxychloroquine atau Klorokuin dan Avigan sebagai obat virus corona atau obat covid-19. Bahkan, PT Dexa Medica, perusahaan farmasi dalam negeri, sudah memproduksi obat-obatan tersebut dan akan segera didistribusikan ke berbagai rumah sakit rujukan.
“Obat ini sudah dicoba oleh beberapa negara dan bisa memberikan kesembuhan,” kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan resminya. Obat ini akan segera dibagikan melalui rumah sakit rujukan penanganan virus Corona.
Rencana pemerintah memesan jutaan obat Klorokuin dan Avigan ternyata mendapat respon beragam dari kalangan medis. Sebab, obat ini bukan hasil penelitian baru yang khusus untuk mengobati virus yang sangat mudah menular dan mematikan tersebut.
Apakah Klorokuin Efektif Sebagai Obat Virus Corona?
Hydroxychloroquine atau Chloroquine yang dikenal dengan sebutan Klorokuin sebenarnya obat penyakit malaria. Obat Klorokuin pun sempat populer di Indonesia pada sekitar tahun 1960-an. Obat ini dianggap berhasil mengatasi wabah malaria pada kala itu.
Dari sejumlah referensi, termasuk Wikipedia disebutkan bahwa Klorokuin merupakan obat 4-aminoquinoline yang bersifat anti malaria. Cara kerja Klorokuin adalah dengan menghambat pertumbuhan parasit plasmodium yang menyerang sel darah merah.
Selain untuk mengatasi malaria, Hydroxychloroquine juga banyak dimanfaatkan kalangan medis untuk menyembuhkan rheumatoid arthritis dan amebiasis. Bahkan juga digunakan untuk mengatasi gangguan autoimun lupus.
Baca juga: Fakta Baru Masa Inkubasi Corona, Indonesia 5 Sampai 6 Hari
Meskipun kajian tentang efektivitas Klorokuin sebagai obat covid-19 masih dalam penelitian, namun kondisi yang mendesak dan banyaknya korban yang terserang virus Corona membuat pemerintah mengambil langkah cepat.
Beberapa penelitian invitro memang menemukan potensi obat Klorokuin yang mampu menghambat bahkan menurunkan perkembangan virus.
Namun sebagai obat virus corona yang digunakan untuk penanganan penyakit menular ini, Klorokuin tidak boleh didistribusikan secara bebas dan harus digunakan dengan resep dokter.
Saat ini, menurut beberapa sumber, PT Dexa Medica yang memproduksi obat covid-19 ini telah mendistribusikannya ke berbagai rumah sakit rujukan penanganan virus Corona agar bisa digunakan para tenaga medis.
Penggunaan Klorokuin juga diketahui ada efek samping yang sebaiknya diketahui. Beberapa efek samping yang pernah dilaporkan diantaranya timbulnya sakit kepala, kram perut, penglihatan kabur serta diare.
Baca juga: Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona Menurut Penelitian Terbaru, Jangan Diabaikan!
Selain itu Klorokuin juga tidak disarankan untuk dikonsumsi orang yang sejumlah kondisi. Seperti diabetes atau riwayat gula darah, gangguan jantung, penyakit ginjal, epilepsi dan kejang.
Tentang Avigan Sebagai Obat Covid-19
Untuk efektivitas Avigan sebagai obat covid-19 juga diragukan banyak kalangan medis. Namun karena sejumlah negara juga menggunakan obat ini untuk mengatasi virus Corona, tak ada salahnya untuk digunakan.
Avigan sebenarnya jenis obat influenza yang telah diproduksi sejak tahun 2014. Obat ini dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical, anak perusahaan dari perusahaan Jepang Fujifilm Holdings.
Avigan merupakan rekomendasi dari China karena telah digunakan untuk mengatasi wabah Corona di Jepang. Kabarnya, hasil obat covid-19 ini cukup menggembirakan termasuk dalam mengurangi gejala pneumonia.
Saat ini Avigan telah diproduksi perusahaan farmasi China dan pemerintah telah memesan dua juta obat ini untuk segera dibagikan ke rumah sakit rujukan penanganan covid-19 di berbagai daerah.
Selain kedua jenis obat tersebut, badan kesehatan dunia WHO kabarnya juga tengah mengembangkan vaksin Corona. Obat ini bernama Remdesivir dan sedang diuji di Malaysia.
Baca juga: Cara Corona Merusak Tubuh Manusia yang Perlu Diwaspadai Beserta Bahayanya
Lamanya proses penelitian dan uji coba vaksin untuk penanganan virus Corona membuat banyak negara memanfaatkan obat yang ada. Apalagi korban yang terserang maupun yang telah meninggal akibat penyakit ini begitu besar.
Obat Virus Corona yang Dikembangkan WHO
Sementara itu organisasi kesehatan dunia WHO juga terus melakukan penelitian untuk menemukan obat virus Corona yang efektif. Menurut Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO ada beberapa obat yang sudah dalam tahap uji coba.
Pelaksanaan uji coba ini dilakukan di berbagai negara dan langsung diberikan pada pasien yang telah terinfeksi virus Corona. Uji coba ini terbagi dalam beberapa level kondisi pasien untuk melihat efektivitas obat covid 19 ini.
“Riset global yang melibatkan banyak negara ini memang dibangun untuk memperoleh informasi dan bukti yang kuat tentang pengobatan Corona yang paling efektif,” kata Tedros seperti dikutip dari Sky News.
Yang menarik, dalam uji coba ini WHO juga menggunakan obat lama yang selama ini telah digunakan untuk mengobati penyakit malaria, ebola, dan untuk menyembuhkan HIV. Akan efektifkah obat Corona ini?
Untuk gambaran lebih detail, akan diulas jenis obat virus Corona yang sedang dalam uji coba WHO. Selain jenis Klorokuin yang juga digunakan Indonesia, berikut ini jenis obat covid 19 yang dikembangkan WHO lainnya.
Remdesivir
Remdesivir merupakan jenis obat yang dikembangkan untuk mengatasi dan mengobati penyakit ebola. Pada saat digunakan dulu, obat antivirus ini ternyata gagal dalam mengatasi penyakit ebola.
Namun uniknya, Remdesivir justru mampu menghambat dan menghentikan wabah SARS dan MERS yang juga disebabkan virus. Karena itulah para peneliti North Carolina University mengembangkannya sebagai obat virus Corona.
Cara kerja Remdesivir adalah dengan menghambat enzim yang menjadi semang virus Corona dalam menduplikasi dirinya. Dengan cara ini diharapkan penyakit ini dapat dihentikan perkembangannya.
Uji klinis terhadap obat covid 19 ini sudah dilaksanakan di sejumlah rumah sakit di Amerika Serikat dan China. Hasilnya memperlihatkan harapan meski akan lebih dibuktikan lagi melalui uji coba yang dilakukan WHO sekarang.
Kombinasi Ritonavir dan Lopinavir
Ritonavir dan Lopinavir juga merupakan obat lama yang dikembangkan untuk mengatasi penyakit HIV. Kedua obat antivirus ini memiliki cara kerja yang saling melengkapi. Selain menghambat enzim HIV, obat ini juga melokalisir agar tidak berkembang.
Sejumlah uji coba melaporkan efektivitas kedua obat ini dalam mengatasi HIV maupun penyakit MERS. Namun saat diujicoba pada pasien Corona di China tingkat keberhasilannya cukup rendah.
Menurut informasi yang ada, kurang efektifnya obat virus Corona ini karena digunakan pada pasien Corona dengan kondisi sudah parah. Karena itulah WHO melakukan uji coba lagi dengan beberapa tingkatan kondisi pasien yang berbeda.
Triple Lopinavir, Ritonavir dan Interfereon Beta
WHO tampaknya melihat potensi obat covid 19 Lopinavir dan Ritonavir dalam menghambat dan mengobati penyakit Corona. Karena itulah selain kombinasi kedua obat ini, WHO juga menambahkan obat baru bernama Interfereon Beta.
Kombinasi ketiga obat virus Corona ini juga sedang dalam tahap uji coba di rumah sakit penanganan Corona di berbagai negara. Interferon beta merupakan molekul yang bekerja dalam meredakan peradangan yang timbul di dalam tubuh.
Sebelumnya, kombinasi ketiga jenis obat ini telah diterapkan pada hewan percobaan seperti monyet yang terinfeksi MERS dengan hasil positif. Hingga saat ini WHO masih menunggu efektivitas obat ini dalam menangani Covid 19.
Itulah informasi tentang obat Klorokuin dan Avigan yang diharapkan mampu mengatasi virus yang sangat mudah dan cepat menular ini. Dengan obat covid-19 dari pemerintah ini diharapkan dapat menekan jumlah pasien meninggal dan memperbanyak pasien yang sembuh. Semoga! (R9/HR-Online)