Ledakan supernova SN2016aps telah terjadi di galaksi. Kurang lebih jaraknya mencapai 3,6 miliar tahun cahaya dari Bumi. Hal ini sebagaimana yang dilansir CNet, 14 April 2020.
SN2016aps merupakan salah satu bintang raksasa yang ada di galaksi. Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan bintang raksasa ini meledak.
Tentunya bintang raksasa yang meledak ini menjadi salah satu ledakan terbesar yang pernah ada. Hal ini juga didasarkan pada sebuah laporan studi baru. Tidak hanya itu saja, SN2016aps juga merupakan supernova paling terang.
Tidak heran jika ledakan ini menjadi ledakan yang besar. Bahkan menimbulkan cahaya yang begitu terang di galaksi. Meskipun jaraknya terlampaui jauh dari Bumi.
Fakta Ledakan Supernova SN2016aps
Ada beberapa pergerakan di luar angkasa yang memang perlu diteliti. Sebab, pergerakan tersebut nantinya bisa digunakan sebagai referensi kedepannya.
Begitupun dengan bintang raksasa yang telah meledak di galaksi. Bintang raksasa yang tidak mengalami pergerakan bukan berarti mati.
Sebab, bintang raksasa akan mati jika mengalami ledakan yang sangat besar dan spektakuler. Seperti ledakan supernova yang memancarkan cahaya terang.
Ledakan supernova SN2016aps ini menjadi pusat perhatian banyak ilmuwan. Salah seorang dosen ilmu fisika Matt Nicholl mengungkapkan bahwa supernova dapat diukur. Pengukuran ini bisa dilakukan oleh manusia menggunakan dua timbangan.
Salah satu diantaranya adalah total energi ledakan. Kemudian jumlah energi yang dipancarkan dan dapat diamati. Cahaya ini lebih dikenal dengan radiasi.
Bintang Raksasa Aneh
Matt Nicholl juga mengungkapkan pernyataan lain tentang supernova. Supernova yang lebih khas memiliki radiasi kurang dari 1%.
Radiasi tersebut didapatkan dari total seluruh energi. Namun hal ini berbeda dengan supernova SN2016aps. Pasalnya, supernova yang satu ini memiliki 5 kali radiasi dari energi ledakan.
Radiasi ini merupakan salah satu energi yang paling ringan yang pernah dipancarkan. Namun ledakan supernova SN2016aps tetap menjadi ledakan yang terbesar. Sehingga membuat galaksi cukup terang akibat ledakan ini.
Menurut Matt Nicholl dan rekannya, supernova SN2016aps merupakan bintang raksasa yang aneh. Tidak hanya aneh saja, tetapi juga ekstrem. Sehingga muncul beberapa hipotesis tentang hal ini. Hipotesis dari Matt Nicholl dan rekannya adalah pasangan pulsational yang tidak stabil.
Arti dari hipotesis tersebut adalah bergabungnya dua bintang besar. Hal ini membuat supernova SN2016aps begitu ekstrem dan berbeda dengan yang lain.
Berbicara mengenai bintang raksasa, supernova SN2016aps sebenarnya ditemukan pada tahun 2016. Penemuan ini dilakukan menggunakan Panoramic Survey Telescope dan Rapid Response System. Lebih tepatnya di daerah Hawaii.
Kemudian Matt Nicholl bersama tim melakukan pengamatan dalam waktu yang cukup lama. Kurang lebih selama dua tahun menggunakan teleskop terkenal NASA. Tidak lain adalah Hubble Sapce Telscope yang telah digunakan beberapa kali untuk pengamatan, termasuk pengamatan terhadap ledakan supernova SN2016aps.
Pengamatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi ledakannya. Mulai dari bagaimana ledakan tersebut bisa terjadi hingga penyebab supernova terbesar bisa meledak di galaksi.
Para tim Matt Nicholl juga meneruskan pengamatan ini. Disebutkan bahwa kecerahan yang sangat terang tersebut disebabkan oleh sebuah interaksi. Kemungkinan besar terdapat interaksi antara supernova dengan gas yang ada di sekitarnya.
Ledakan SN2016aps di Galaksi
Sebelum meledak, nampaknya SN2016aps mengalami pulsasi kekerasan. Hal ini membuat SN2016aps mengeluarkan ledakan hingga ke luar angkasa. Ledakan ini menjadi salah satu kejadian yang paling menarik untuk diamati lebih lanjut.
Diperkirakan bahwa kejadian ini merupakan ledakan terbesar yang pernah ada. Dari ledakan supernova SN2016aps tersebut, ternyata supernova telah merusak massa Matahari. Diprediksi kurang lebih mencapai 50 hingga 100 kali massa.
Matt Nicholl mengungkapkan bahwa gas yang ditemukan ternyata didominasi oleh hidrogen. Namun hal ini hampir sama dengan bintang lain yang akan kehilangan hidrogennya.
Ia juga menjelaskan bahwa sebelumnya terdapat bintang yang tidak besar telah bergabung. Tentunya sebelum ledakan terjadi. Bintang yang ikut bergabung tersebut membawa 60 massa Matahari.
Sedangkan bintang yang bermassa rendah tetap bertahan menggunakan hidrogen. Inilah yang memunculkan ketidakstabilan dari bintang raksasa tersebut.
Ledakan supernova SN2016aps ini memang menjadi studi yang menarik. Seorang profesor astronomi Harvard pun mengungkapkan hal yang sama tentang supernova ini. Apalagi supernova ini merupakan salah satu bintang yang paling besar di galaksi. Cahayanya pun lebih terang terlebih lagi saat meledak. (R10/HR-Online)