Berita Jabar, (harapanrakyat.com),– Kasus positif Covid-19 di Jabar ditemukan di zona pendidikan berasrama. Karena itu, penanganan Covid-19 di Jawa Barat dilakukan dengan menjalankan tes Covid-19 massal di zona pendidikan. Salah satu yang diutamakan adalah pesantren.
“Jabar punya banyak pesantren, karena itu mohon izin para ulama, kiai, tes massif akan kami lakukan di pesantren-pesantren. Mudah-mudahan tidak ada kasus positif,” ucap Emil sapaan akrabnya.
Tes Covid-19 massal ini merupakan upaya untuk memetakan penyebaran kasus positif Covid-19 di Jabar, yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan penelusuran kontak kasus positif, dan pengobatannya.
Saat ini, Jabar baru memiliki alat tes cepat Covid-19 untuk Rapid Diagnostic Test (RDT). Sebanyak 63.000 alat tersebut sudah disebarkan ke 27 kabupaten/kota.
Dari 21.600 rapid test yang sudah dilaksanakan, terdapat 826 kasus positif Covid-19. Namun hasil tersebut masih terus dilanjutkan dengan tes lanjutan dengan teknik PCR (polymerase chain reaction).
PCR dilakukan dengan pengambilan swab dari hidung dan tenggorokan. PCR dilakukan agar hasilnya lebih akurat.
Emil menyebut, klaster di zona pendidikan ditemukan setelah ada 300 siswa yang menempuh pendidikan di Sekolah Pembentukan Perwira Kepolisian RI (Setukpa), Sukabumi positif Covid-19. Penemuan tersebut setelah dilakukan rapid test yang kemudian dilanjutkan dengan tes PCR.
Bukan itu saja, kasus positif di zona pendidikan juga ditemukan di Kota Bandung, yakni di beberapa institusi pendidikan dengan sistem asrama. Tepatnya di SECAPAAD atau Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat. Selain itu, kasus positif Covid-19 juga ditemukan di Pusdikajen atau Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Kodiklat TNI AD
Sementara di Kabupaten Sumedang kasus positif Covid-19 ditemukan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor.
“Ada banyak Pusdik TNI/Polri, karena itu perlu ada evaluasi saat ini, terutama untuk lembaga pendidikan TNI/Polri terkait siswanya yang punya kegiatan dan berkumpul,” kata Emil.
Tes Covid-19 Massal di Pesantren
Sementara Daud Achmad, jubir Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) COVID-19 Jawa Barat, mengatakan, rapid test massal juga akan diadakan di pesantren. Ini dilakukan karena sistem pendidikan asrama yang melibatkan banyak santri.
“Kebanyakan santri ramai-ramai tinggal di kobong, tingkat kerawanannya cukup tinggi, jika ada satu terkena, maka potensi penularan semakin tinggi. Tes dilakukan untuk mendeteksi secara dini, nantinya jika ada kasus positif maka bisa ditangani dengan cepat,” ungkap Daud.
Daud menambahkan, penemuan adanya kasus positif di lingkungan pusdik TNI/Polri diteruskan dengan tes PCR untuk lebih memastikan infeksi positif atau negatif Covid-19. Hasil rapid test diketahui hanya memiliki tingkat keakuratan sekitar 80 persen. (Ndu/R7/HR-Online)