Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau PPNI Kota Banjar, Jawa Barat, menyesalkan adanya insiden penolakan pemakaman jenazah seorang perawat yang terinfeksi virus corona di Semarang belum lama ini.
Ketua DPD PPNI Kota Banjar, Dede Sudiono, mengatakan, insiden itu tak perlu terjadi karena bagaimanapun perawat dan tenaga kesehatan adalah garda paling terdepan berjibaku dalam memerangi pandemi covid-19.
Bahkan, kata Dede, sampai ada yang dilakukan karantina karena takut menularkan virus pada keluarga dan ada yang gugur dalam melaksanakan tugas.
“Harusnya mereka diterima dengan baik. Ini malah terjadi penolakan pada prosesi pemakaman. Tentu kami sangat menyayangkan insiden itu,” kata Dede saat dihubungi HR Online via sambungan telepon, Jum’at (10/4/20).
Menyikapi hal itu, hasil dari arahan pengurus DPW PPNI Jawa Barat, kata Dede, pengurus DPD PPNI menginstruksikan kepada seluruh perawat di Kota Banjar untuk menyematkan pita hitam pada lengan kanan mulai tanggal 11 sampai tanggal 16 April 2020.
“Penyematan pita itu sebagai bentuk bela sungkawa pada rekan-rekan perawat dan tenaga kesehatan yang gugur dalam melaksanakan tugas,” katanya.
Pihaknya berharap pemerintah lebih gencar lagi membuat sosialisasi pentingnya physical distancing agar warga lebih patuh sehingga korban covid-19 tidak bertambah dan bisa cepat berakhir.
Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan kesediaan APD para tenaga medis karena itu merupakan perlengkapan utama dalam bertempur sehingga mereka bisa tenang dalam bertugas.
“Semua harus bersinergi, terutama buat teman-teman yang ada di garis depan. Ayo kita kerja dengan penuh semangat dan rasa ikhlas karena ini adalah tugas kita,” pungkasnya. (Muhlisin/R6/HR-Online)