Selasa, Februari 11, 2025
BerandaBerita CiamisGegara Corona, Guru di Ciamis Ini Harus Berjalan Kaki ke Perbukitan untuk...

Gegara Corona, Guru di Ciamis Ini Harus Berjalan Kaki ke Perbukitan untuk Temui Siswanya

Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),- Setelah diberlakukan siswa belajar di rumah akibat pandemi virus Corona yang sudah berlangsung selama sebulan ini tampaknya mengisahkan berbagai cerita. Salah satunya perjuangan seorang guru di Ciamis, Jawa Barat, yang harus rela mendatangi siswanya yang berada di daerah perbukitan dengan berjalan kaki.

Selama pemberlakuan belajar di rumah, memang tidak semua guru melakukan home visit atau mengunjungi siswa ke rumahnya. Malah kebanyakan guru menggunakan cara pembelajaran online dengan memanfaatkan fasilitas pesan WhastApp saat memberikan serta menerima tugas dari muridnya.

Namun beda ceritanya dengan siswa yang berada di daerah pelosok. Orangtua mereka tidak memiliki smartphone. Meski memiliki smartphone pun tidak bisa mengakses internet lantaran tidak ada sinyal. Kondisi ini yang memaksa guru di Ciamis ini untuk melakukan home visit ke rumah siswa.

Seperti yang terjadi di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Guru yang mengajar di SDN 1 Giriharja setiap hari harus rela berjalan kaki dengan jarak 2 sampai 3 kilometer untuk menemui siswanya yang berada di daerah perbukitan atau tepatnya di kampung Citapen Landeuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa.

Selain jaraknya cukup jauh, medan jalannya pun cukup terjal dan licin. Jalan setapak itu tidak bisa dilalui kendaraan. Hanya bisa diakses dengan jalan kaki.

Etin Rohaetin (52), salah guru di SDN 1 Giriharja, mengungkapkan, siswa yang sekolah di tempat kerjanya tidak semua berasal dari Desa Giriharja, tetapi ada sebagian siswa yang berasal dari desa tetangga, yaitu Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa. “Di Desa Sukajaya juga sudah banyak sekolah. Tapi dari kampung Citapen Landeuh memang lebih dekat ke Desa Giriharja,” ujarnya.

Etin mengatakan, ketika diberlakukan belajar di rumah akibat pandemi corona, memang membuat beban mengajar semakin berat. Karena masyarakat di daerah pelosok, lanjut dia, belum semua memiliki smartphone seperti kebanyakan masyarakat di perkotaan.

“Jadi kami tidak bisa mengajar di rumah dengan cara online seperti kebanyakan guru di Ciamis lainnya. Saya bersama 3 guru lainnya setiap hari harus bergantian melakukan home visit ke rumah siswa. Tapi bagi kami tidak masalah. Selain tugas sebagai guru, juga menganggap aktivitas ini sebagai ibadah,” ujarnya.

Selain Etin, tiga guru lainnya yang setiap hari melakukan home visit adalah Iis Ratnengaih (51), Eem Maesaroh (53) dan Yayah Hidayah (50). “Sebenarnya hanya ada 8 siswa yang berasal dari Kampung Citapen Landeuh. Meski begitu, mereka pun harus sama mendapat pelayanan seperti siswa lainnya,” kata Etin.

Etin menambahkan, bagi siswa yang tempat tinggalnya terakses internet dan orangtuanya memiliki smartphone, tidak setiap hari dilakukan home visit, tetapi diberi tugas belajar melalui pesan WhatsApp. “Hanya lebih banyak yang tidak memiliki smartphone atau karena belum terakses layanan internet. Maklum di daerah pelosok,” ungkapnya.

Namun begitu, Etin mengaku ikhlas setiap hari melakukan home visit ke rumah siswa yang perjalannnya cukup melelahkan. Karena, menurutnya, siswa yang berada di kampung Citapen Landeuh pun ketika pembelajaran normal mereka rela berjalan kaki untuk sampai ke sekolah.

“Kami justru tergugah oleh spirit perjuangan mereka yang saat belajar normal setiap hari berjalan kaki dengan jarak sekitar 2 sampai 3 kilometer dari rumahnya ke sekolah. Ini pun sebagai apresiasi terhadap mereka yang selama ini berjuang untuk sekolah, meski harus berjalan kaki yang cukup jauh,” ujarnya.

Etin pun berharap siswanya yang sudah berjuang untuk sekolah agar kelak menjadi orang sukses dan berguna bagi orangtunya, agama maupun negara. “Mudah-mudahan siswa kami ini kelak menjadi orang sukses. Setidaknya bisa membangun kampung halamannya,” ungkapnya.

Sementara itu, Tatang (45), salah satu orangtua siswa, warga kampung Citapen Landeuh, Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa, mengaku bersyukur anaknya bisa didatangi oleh gurunya untuk belajar. Dia pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada guru anaknya yang jauh-jauh mau datang untuk mengajar.

“Kami di keluarga memang tidak ada yang memiliki smartphone. Karena memang ekonomi keluarga kami pas-pasan hanya cukup buat makan. Selain itu di daerah ini pun belum ada sinyal handhpone. Jadi kalau memaksakan beli juga percuma,” katanya.

Tatang juga mengaku senang anaknya bisa dibimbing belajar oleh gurunya meski sekolah diliburkan akibat pandemi corona.

“Mudah-mudahan saja pandemi corona segara berakhir dan kita semua kembali beraktivitas normal. Jangankan orang yang tinggal di kota, kami yang di kampung saja jadi serba sulit akibat corona ini,” pungkasnya. (Fahmi2/R2/HR-Online)

Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Sinopsis Samawa Dosamu Cintaku Selamanya, Tentang Isu KDRT

Banyaknya film terbaru yang akan tayang di bioskop tentu memberikan beragam pilihan bagi para penonton. Salah satunya adalah film berjudul Samawa Dosamu Cintaku Selamanya,...
Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo Find X9 Ultra, Bocoran Spesifikasi dan Perkiraan Peluncuran

Oppo tampaknya sedang mempersiapkan smartphone flagship terbaru dari seri Find, yaitu Oppo Find X9 Ultra. Perangkat ini kemungkinan besar akan hadir pada tahun 2026...
Ular sanca kembang Banjar

Ular Sanca Kembang 3 Meter Pemangsa Ayam Bikin Geger Warga Kota Banjar

harapanrakyat.com,‐ Ular sanca kembang sepanjang 3 meter bikin geger warga Lingkungan Jadimulya, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Ular yang sempat memangsa...
Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Cat Rumah Warna Soft, Pilihan Tepat untuk Interior Rumah

Dalam dunia desain interior, pilihan warna sangat berdampak pada suasana dan estetika suatu ruang. Cat rumah warna soft, dengan nuansa lembut dan kalem, menjadi...
Meninggal Dunia Akibat DBD

Satu Anak di Kota Banjar Meninggal Dunia Akibat DBD, Dinkes: Belum Dapat Laporan Resmi

harapanrakyat.com,- Seorang anak di Kota Banjar, Jawa Barat, meninggal dunia akibat DBD. Virus Demam Berdarah Dengue (DBD) itu menyerang Rifkah Khoirunnajah (10), warga Lingkungan...
Cara Kolaborasi Reels Facebook untuk Dongkrak Engagement

Cara Kolaborasi Reels Facebook untuk Dongkrak Engagement

Cara kolaborasi Reels Facebook sejatinya cukup mudah. Kendati demikian, banyak pengguna yang belum mengetahui cara ini. Bahkan mungkin tidak menyadari opsi tersebut telah tersedia...