Corona merusak otak merupakan salah satu penemuan baru para dokter. Hal ini didasarkan pada sebuah studi mengenai virus Corona.
Studi ini didapat dari salah satu pasien yang diduga positif terjangkit Corona. Tentu saja hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Virus Corona yang sudah menyebar sangat luas sehingga begitu mengkhawatirkan. Pada awalnya virus ini menyerang tubuh dengan gejala yang sederhana. Gejala yang ditimbulkan memang hanya seperti demam, batuk, dan sakit kepala.
Namun hal tersebut dapat menyebabkan kematian. Sebab, pada akhirnya virus Corona ini akan menyerang pernafasan manusia. Hal ini membuat paru-paru mengalami komplikasi.
Penelitian Mengenai Corona Merusak Otak
Virus Corona yang sudah menyebar luas tidak bisa dianggap sepele. Virus ini memiliki kekuatan untuk bertahan hidup jika ada banyak perantara.
Interaksi dan juga kontak fisik merupakan salah satu perantara penyebaran virus Corona. Virus ini awalnya hanya berada di salah satu kota dan satu negara..
Namun tidak ada yang menyangka bahwa virus ini akan menyebar luas hingga seperti ini. Sudah banyak orang yang meninggal akibat terjangkit virus mematikan ini.
Pernafasan merupakan salah satu target dari virus Corona itu sendiri. Seiring dengan perkembangannya, virus Corona memunculkan banyak hipotesis.
Diantaranya adalah fakta mengenai orang yang positif, namun tidak menunjukkan gejala tertentu. Hipotesis yang selanjutnya adalah Corona merusak otak.
Tentu saja hal ini membuat banyak dokter terkejut. Namun hal ini masih dalam penelitian. Sehingga belum diketahui secara pasti apakah hal ini benar atau tidak.
Penelitian ini langsung dilakukan pada seorang pasien yang terbukti positif virus Corona. Penelitian ini terus berlanjut hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
Virus Corona ini merupakan salah satu virus yang berbahaya. Sebelumnya virus Corona ini terkenal karena mampu menyebar dengan cepat.
Virus Corona merusak otak merupakan salah satu hipotesis baru yang muncul. Sebelumnya memang ada beberapa hipotesis mengenai virus Corona. Namun kali berbeda, hal ini didasarkan pada penelitian terhadap seorang pasien. Dengan adanya penelitian, maka setiap perkembangan akan lebih mudah terdeteksi.
Penelitian yang dilakukan pada pasien positif Corona ini hampir dilakukan secara keseluruhan. Studi ini memang menunjukkan sebuah hasil bahwa Corona dapat merusak otak.
Hal ini tentu saja terjadi kepada para pasien yang terpapar virus Corona. Dari hasil penelitian, maka jumlahnya sekitar sepertiga pasien yang mengalami hal ini.
Meskipun belum menyeluruh, namun tetap saja hal ini semakin mengkhawatirkan. Kerusakan pada pernafasan saja belum bisa ditangani. Kemudian muncul kerusakan lain yang lebih parah.
Virus Corona Merusak Otak
Kali ini virus Corona kembali menggemparkan dunia medis dengan temuan yang baru. Kerusakan otak yang terjadi karena virus Corona tentunya tidak datang tanpa gejala. Ada beberapa gejala yang timbul karena hal ini. Seperti sakit kepala, bicara pasien mulai tidak jelas, dan nyeri pada saraf.
Hal yang lebih parah adalah pasien tersebut bisa mengalami kejang. Gejala yang timbul karena virus Corona ini merupakan penelitian pertama.
Pasien yang mengalami gejala ini memang ditandai. Tujuannya adalah untuk menganalisa resiko yang lebih tinggi bila ada beberapa hal terjadi. Penelitian ini tentunya dilakukan oleh seorang ahli saraf.
Memang benar bahwa ahli saraf Bo Hu Universitas Sains dan Teknologi telah meneliti kurang lebih 214 pasien positif Corona.
Penelitian ini dilakukan sekitar bulan Januari dan juga pertengahan Februari. Penelitian mengenai virus Corona merusak otak langsung ditujukan pada pasien yang ada di Wuhan.
Dari penelitian tersebut ditemukan sebuah gejala yang begitu alami. Namun bukan seperti gejala umum virus Corona. Beberapa gejala tersebut diantaranya gangguan kesadaran, sakit kepala, ataksia, dan kejang.
Para peneliti juga menemukan gejala seperti kejang, namun hal ini masih diteliti lebih lanjut. Sebab, sistem saraf yang terganggu biasanya merusak bagian indra.
Seperti gangguan bau, gangguan rasa, dan juga gangguan penglihatan. Bisa dibilang bahwa kurang lebih lebih dari 36% pasien mengalami gangguan neurologis.
Gangguan yang lebih parah didapatkan oleh pra lansia yang positif terjangkit virus Corona. Sehingga membuat orang tersebut mengalami gangguan mendasar.
Salah satunya adalah hipertensi. Penelitian virus Corona merusak otak akan terus berlanjut hingga penelitian ini akurat. Sebab, hal ini baru dilihat dari pasien di kawasan tertentu saja. (R10/HR-Online)