Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Kekurangan Alat Pelindung Diri (ADP) di sejumlah wilayah di Indonesia juga dirasakan oleh para tenaga medis di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Salah seorang bidan di Pangandaran sampai terpaksa memakai jas hujan dan helm saat dirinya memeriksa ODP (Orang Dalam Pemantauan) Corona.
Foto-foto bidan yang sedang memeriksa ODP Corona di Pangandaran itu ramai dibicarakan di dunia maya. Rupanya bidan tersebut berasal dari Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran.
Peristiwa ini pun diamini oleh Suryati, Kepala Puskesmas Padaherang, Kabupaten Pangandaran. Dia membenarkan ada petugas kesehatan yang terpaksa memakai jas hujan dan helm saat memeriksa ODP di wilayahnya.
“Memang benar, tapi tolong jangan dibesar-besarkan. Takutnya pimpinan mendapat kesan buruk. Ini kondisi darurat, tidak ada APD,” katanya, Selasa (24/3/2020).
Menurutnya, saat ini pihaknya sudah mendapat satu set APD dari Dinas Kesehatan Pangandaran. Pihaknya juga sedang memesan APD untuk persediaan.
“Sebelumnya sudah 6 hari lalu, warga dari Desa Panyutran pulang kampung. Dia semingguan di Jakarta, katanya cari kerja. Ketika pulang sakit demam dan batuk juga,” ungkap Suryati.
Pihak Puskesmas pun merawat pasien tersebut dan menetapkannya sebagai Orang Dalam Pemantauan. Namun, lantaran lokasinya jauh, maka bidan desa Panyutran pun memantaunya setiap hari.
“Memasuki hari kelima, hari Minggu kemarin (22/3/2020), malam-malam anak pasien ini datang ke bidan Susi, bidan Desa Panyutran. Dia lapor bapaknya demam dan semakin lemas, bahkan sesak nafas,” katanya.
Saat itu, lanjut Suryati, bidan Susi menghubungi untuk meminta APD. Namun Suryati mengaku, Puskesmas belum memiliki APD. Hanya masker dan sarung tangan yang tersedia.
“Karena khawatir, akhirnya saya meminta Bidan Susi untuk memakai jas hujan dan pakai helm sebagai pelindung mata,” lanjutnya.
Kepada Suryati, bidan Susi mengaku gentar, namun dia memberanikan diri memeriksa pasien. Bidan Susi melaporkannya kepada dokter, sampai akhirnya disimpulkan apa yang dialami oleh pasien tidak menunjukkan terjangkit Corona.
“Pasien statusnya ODP, dia kemungkinan ketakutan karena gejala yang dialaminya,” katanya.
Suryati menegaskan, bidan di Pangandaran yang memakai jas hujan dan helm itu atas perintah dirinya. “Mungkin salah, karena saya yang menyarankan, tapi ini bagian dari usaha kami untuk antisipasi hal-hal yang tak diinginkan,” ungkap Suryati.
Dia juga mengaku telah paham protokol untuk memeriksa ODP, dimana petugas medis hanya perlu memakai masker dan sarung tangan, tidak perlu mengenakan APD lengkap. Namun, bidan desa terpaksa memakai jas hujan dan helm, lantaran keterangan dari keluarga pasien mengkhawatirkan.
“Setelah memeriksa pasien, jas hujan yang dipakai bidan Susi langsung dibuang, helmnya dicuci dengan detergen,” tandasnya. (Mad2/R7/HR-Online)