Berita Pangandaran (harapanrakyat.com).- Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama (STITNU) Al Farabi ,Pangandaran, Jawa Barat, menggelar Kongres lV keluarga mahasiswa STITNU Al Farabi Pangandaran pada Rabu (11/3/2020) kemarin.
Agenda Kongres IV tersebut yakni melakukan pembahasan draf Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Keluarga Mahasiswa STITNU Al Farabi Pangandaran.
Namun sebelum dilaksanakan Kongres, mahasiswa mengikuti kegiatan dialog demokrasi bersama Ketua KPU Kabupaten Pangandaran.
Dalam kesempatan tersebut, KPU Kabupaten Pangandaran, Muhtadin menyampaikan, proses pemilihan adalah konflik politik yang dilegalisasi. Kata dia, substansi penting dari pelaksanakan pemilihan raya mahasiswa (PEMIRA) yakni proses edukasi pemilihan bagi mahasiswa.
“Adapun ciri ciri pemilihan yang demokratis, pertama desain pemilunya jelas, artinya mau dilaksanakan pemilihan secara terbuka ataukah tertutup,” ujarnya.
Kedua, kata lanjutnya, terdapat lembaga penyelenggara yang jelas, ketiga, adanya regulasi yang mengatur dan aturannya dibikin melalui konsensus bersama.
“Selanjutnya yang ke empat, adanya desain penetapan hukum pemilu karena jika terjadi pelanggaran maka jika tidak ada hukum pemilu siapa yang akan menyelesaikan,” jelas Muhtadin.
Kemudian, terdapat data pemilih, untuk menentukan siapa saja yang memiliki hak secara konstitusional dan ketetapan yang ditetapkan oleh kongres.
“Selanjutnya desain tata kelola pemilu yang jelas artinya persoalan yang berkutat didalam proses diketahui oleh seluruh masyarakat yang memilih,” ucapnya.
Sementara itu Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) STITNU Al Farabi Pangandaran, Yusup Sidik, menyebut, kampus merupakan miniatur negara, begitupun dalam hal berdemokrasi untuk menentukan ketua Dema di kampus.
Dalam demokrasi kampus bukan cuma hanya dijadikan ajang pergantian ketua Dema saja melainkan harus ada nilai pembelajaran terkait tentang demokrasi dan belajar bagaimana caranya mewujudkan pemilihan raya mahasiswa yang demokratis dan berkualitas.
“Saya juga berharap Kongres ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk belajar berkontestasi dalam perpolitikan kampus, menjadi penyelenggara pemilihan dan menjadi pemilih yang berkualitas,” katanya.
Yusup juga berharap, pemilihan raya mahasiswa ini dapat menghasilkan ide-ide poko pikiran dan gagasan terbaik untuk kemajuan organisasi internal kampus dan tentunya siapapun nanti yang terpilih menjadi Ketua Dema untuk bisa lebih maju dan progresif. (Enceng/R8/HR Online)