Berita Pangandaran (harapanrakyat.com).- Meluasnya isu virus Corona di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, membuat harga jahe di Pangandaran menembus angka 60 ribu rupiah per kilogram.
Salah seorang Pedagang di Pasar Parigi, Hj. Sopiah (70), mengatakan, harga jahe emprit saat ini Rp. 60.000 per kilogram. Sementara untuk jahe merah dirinya lagi kehabisan stok. Biasanya, harga jahe merah lebih mahal dibanding jahe emprit.
“Sebenarnya kenaikan harga jahe emprit tidak terlalu signifikan, karena sebelum ramai isu corona juga harga jahe sudah mencapi Rp.50.000 per kilogramnya,” ujar Sopiah kepada Koran HR, Selasa (17/03/2020).
Sopiah mengaku, setelah ramai isu corona memang omset dari penjualn jahe ada peningkatan. Ia menyebut, banyak orang yang membeli jahe untuk membuat jamu, meski pembeli selalu menanyakan jenis jahe merah. Namun karena saat ini jahe merah lagi tidak ada stok, pembeli tetap membeli jahe emprit sebagai alternatifnya.
Kenaikan harga jahe, kata Sopiah, disebabkan karena pasokan yang sedikit, sementara pesanan cukup banyak. “Meski harga jahe mengalami kenaikan, namun saya tidak mendapatkan untung besar, karena harga dari petaninya juga sama mengalami kenaikan,” imbuhnya.
Sopiah mengatakan, selain jahe, masyarakat juga banyak yang membeli kunyit dan temulawak. Mereka mengaku membeli bahan-bahan jamu tersebut karena jamu dari bahan-bahan itu dianggap bisa menjaga imunitas tubuh, terlebih sekarang lagi santer isu mewabahnya virus Corona.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Koprasi UMKM Kabupaten Pangandaran Sufendi, mengatakan, secara keseluruhan harga-harga di Pangandaran masih normal.
“Jadi, meski ada isu virus corona, namun secara keseluruhan tidak berdampak terhadap harga- harga di pasaran. Meski begitu kita tak menampik jika saat ini harga jahe mengalami lonjakan,” katanya. (Enceng/Koran HR)