Berita Ciamis (harapanrakyat.com),- Azki Firmansyah (3) seorang balita asal Dusun Kidul RT 11 RW 04 Desa/Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tak bisa bermain riang gembira seperti anak seumurannya.
Putra pasangan Aan Irawan dan Nurmayanti ini sejak lahir ditakdirkan tidak memiliki lubang anus. Selama ini, kotoran atau feses keluar dari perutnya.
Ayah Azki, Aan Irawan (30) menceritakan, anaknya tersebut lahir kembar pada tanggal 20 Agustus 2016 silam. Kakaknya, Azka Firmansyah lahir normal, namun Azki sejak lahir tidak memiliki lubang anus.
“Sejak lahir memang Azki sudah begini, karena tak kunjung diobati, kotoran yang harusnya keluar dari anus malah keluar melalui perut,” ujar Aan, Jumat (27/3/2020).
Upaya pengobatan medis sempat dilakukan oleh Aan bersama istrinya. Azki sempat dioperasi beberapa waktu silam di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Saat itu, untuk biaya pengobatan dan operasi, Aan menggunakan BPJS yang ia buat secara mandiri bukan pemberian pemerintah (PBI).
Namun setelah operasi pertama, BPJS mandiri yang dia buat preminya tidak lagi dibayar lantaran keterbatasan ekonomi. Akibat menunggak, BPJS milik Azki tak bisa digunakan lagi untuk berobat.
“Untuk makan sehari-hari saja susah, apalagi buat bayar iuran BPJS. Setelah operasi pertama, saya hanya pasrah, berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pengobatan anak saya,” katanya.
Hingga akhirnya saat ini, berkat kepedulian seorang tokoh pemuda Cijeungjing, Azki dan keluarganya mendapatkan BPJS atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari pemerintah. “Saat ini sedang diurusi BPJS dari pemerintah, mudah-mudahan bisa segera selesai dan anak kami bisa segera dioperasi lagi,” kata Aan.
Rencananya Azki akan melakukan operasi kedua tanggal 4 April 2020 di RS Margono Purwokerto. Operasi kedua tersebut yakni untuk membuat lubang anus Azki. Sayangnya, kendati akan ada jaminan dari BPJS untuk biaya operasi Azki, namun keluarga bingung lantaran tidak memiliki uang cukup untuk perjalanan ke Purwokerto.
“Sekarang kami masih bingung untuk biaya perjalanan dan urus-urus lainnya. Memang operasi tidak bayar, tapi kan berangkat ke Purwokerto disana tidak sehari tentu akan memakan biaya cukup besar,” ucapnya.
Aan berharap, ada kepedulian dari pemerintah, lembaga ataupun masyarakat dermawan lainnya untuk membantu biaya operasi Azki. “Saya hanya seorang pekerja serabutan, kalau ada yang nyuruh baru kerja. Mudah-mudahan ada orang yang peduli dengan keadaan saya dan bisa membantu pengobatan anak saya,” katanya.
Sementara itu tokoh pemuda peduli Cijeungjing, Cevi mengaku terharu dengan apa yang dialami Azki dan keluarganya. Dia pun berupaya membantu menfasilitasi pembuatan KIS dari pemerintah.
“Alhamdulillah KISnya sudah hampir selesai dan mudah-mudahan bisa digunakan untuk nanti operasi kedua di Purwokerto,” katanya.
Hanya saja memang, karena keterbatasan ekonomi, keluarga Azki tidak memiliki uang untuk biaya transportasi dan lainnya ketika operasi dilaksanakan. “Maka dari itu, saya memohon sekiranya ada yang peduli, bisa memberikan sebagian rezekinya untuk membantu biaya operaso Azki,” ucapnya.
Jika ada yang ingin menyumbangkan sebagian rezekinya untuk membantu operasi Azki, bisa menghubungi langsung nomor telepon orang tua Azki 082215015345 atas nama Aan Irawan. (Jujang/R8/HR Online)