Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Setelah dipastikan tidak kembali berpasangan dengan Jeje Wiradinata di Pilkada Pangandaran, Wakil Bupati Pangandaran incumbent, Adang Hadari, yang juga Dewan Penasehat DPD Partai Golkar Pangandaran ini, belum secara tegas menyatakan akan menjadi panantang Jeje di Pilkada.
Adang menyatakan dirinya masih menunggu arahan dari DPP Golkar dan DPD Golkar Jawa Barat. Karena menurutnya, sebagai kader partai, dirinya tidak bisa memutuskan sendiri.
“Saya sekarang menjadi wakil bupati karena ditugaskan oleh partai. Maka dalam menyikapi dinamika saat ini pun saya kembalikan kepada keputusan partai,” ujarnya, Minggu (08/03/2020).
Adang Hadari mengatakan pecah koalisi dalam politik adalah hal yang wajar. Setiap keputusan parpol dalam menentukan langkah politiknya harus dihargai oleh semua pihak.
“Dalam politik itu jangan ada perasaan ditinggalkan atau sebagainya. Karena politik bergerak dinamis. Setiap parpol memiliki arah kepentingan yang berbeda. Dan itu perlu kita hormati bersama,” ujarnya.
Adang Hadari pun mengatakan pecah koalisi dalam perhelatan politik merupakan hal yang biasa. Dia pun berpesan kepada masyarakat jangan mengartikan negatif apabila dirinya tidak kembali berpasangan dengan Jeje Wiradinata di Pilkada.
“Setiap parpol memiliki kebijakan yang berbeda. Itu harus kita harga bersama. Saya meminta masyarakat untuk dewasa menyikapi dinamika politik ini. Mari kita sambut pesta demokrasi Pilkada ini dengan akal sehat dan dengan tujuan untuk kemajuan Pangandaran,” ungkapnya.
Ketika ditanya apakah akan kembali maju di Pilkada Pangandaran sebagai penantang Jeje, Adang Hadari menjawabnya secara diplomatis. “Untuk urusan itu serahkan saja pada takdir. Alloh sudah mengatur takdir semua manusia. Apakah nanti akan kembali mencalonkan di Pilkada atau jadi bupati/wakil bupati nantinya, serahkan saja pada takdir Alloh SWT,” katanya.
Sebelumnya, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Taufik Martin, menegaskan, pihaknya kini masih menunggu intruksi dari DPP Golkar setelah gagal kembali berkoalisi dengan PDIP di Pilkada Pangandaran tahun 2020.
“Untuk menentukan langkah selanjutnya, kami disarankan oleh DPD Golkar Jabar agar menunggu intruksi dari DPP Golkar. Kami sebagai kader partai tentu harus patuh terhadap setiap arah kebijakan partai,” ujarnya.
Martin mengaku pihaknya sebelumnya sudah berupaya agar pasangan Jeje-Adang yang diusung PDIP-Golkar bisa kembali berkoalisi di Pilkada Pangandaran. Namun, kata dia, pilihan politik PDIP ternyata lain. PDIP lebih memilih pendamping Jeje dari kalangan profesional.
“Politik memang dinamis. Cepat berubah. Apapun keputusan dari PDIP harus kita hormati. Kami pun berpesan kepada masyarakat khususnya kader Golkar Pangandaran agar menyikapi dinamika politik ini secara dewasa. Jangan terlalu dibesar-besarkan,” tegasnya. (Ceng2/R2/HR-Online)