Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Teror ular menghantui masyarakat sekitar proyek bendungan Leuwi Keris, di Dusun Bantar Caringin, Desa Ciharalang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Berbagai ular naik ke pemukiman warga yang tak jauh dari proyek bendungan Leuwi Keris Ciamis.
Munculnya berbagai jenis hewan melata, ke pemukiman warga tersebut bukan tanpa alasan. Habitat mereka yang rusak akibat proyek bendungan Leuwi Keris Sungai Citanduy. Wajar saja, hewan melata sejenis ular dan biawak sering ditemui warga di pemukiman pada penduduk.
Seperti diungkapkan warga Dusun Bantar Caringin, Desa Ciharalang, Ela (25). Dia mengaku sudah dua kali menemukan ular di rumahnya. Pertama dia menangkap anak ular sanca di atas plafon rumahnya.
Berselang beberapa hari, Ela menemukan ular berbisa jenis weling di halaman rumahnya. Ular weling itu tengah memangsa anak ayam. Karena takut membahayakan keselamatan manusia, ular tersebut dibunuh.
“Memang semenjak ada proyek bendungan Leuwi Keris, warga sering mendapati ular masuk ke pemukiman, mengerikan memang,” ujarnya.
Warga setempat pun mengaku resah dengan banyaknya ular yang berkeliaran di pemukiman warga.
“Karena kan ular-ularnya jenis yang berbahaya seperti weling, kobra ataupun sancan. Kita takut ular tersebut mengganggu bahkan mencelakai masyarakat,” jelas Ela.
Warga lain di sekitar proyek bendungan Leuwi Keris Ciamis, Apit (24) mengakui, jika masyarakat sering mendapati ular masuk ke pemukiman warga. “Biasanya yang sering terlihat itu ular sanca. Kalau membahayakan kita tangkap,” katanya.
Selain sanca, lanjut Apit, beberapa warga juga sering menemukan anak ular kobra berukuran sebesar telunjuk tangan. Biasanya anak ular tersebut “ngumpet” di belakang rumah.
“Harus selalu waspada, karena memang habitat mereka di sungai Citanduy sudah terganggu, sehingga ular-ular malah masuk ke pemukiman warga,” tandas Apit. (Jujang/R8/HR Online)