Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Meski belum memiliki regulasi yang mengatur soal pengelolaan tempat wisata Situ Leutik yang berada di Desa Cibeureum, Kecamatan Banjar, namun di tahun 2020 ini Pemerintah Kota Banjar kembali akan menggelontorkan anggaran untuk membangun tempat festival adu ketangkasan domba.
Destinasi wisata Situ Leutik merupakan aset milik pemerintah kota yang setiap tahunnya selalu dibangun. Untuk pengelolaannya, destinasi wisata tersebut rencananya akan diserahkan kepada pemerintah desa setempat.
Terkait dengan hal itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Banjar, Nana Suryana, mengatakan, aturan pengelolaan destinasi wisata Situ Leutik belum ada karena asetnya masih belum diserahkan sepenuhnya kepada Disporapar.
“Belum ada penyerahan aset dari pemerintah kota ke Disporapar, jadi belum ada SK-nya, karena itu regulasinya pun belum ada,” katanya. Kepada Koran HR, Senin (03/02/2020).
Ia juga menjelaskan, untuk ke depannya Situ Leutik akan dikelola oleh Desa Cibeureum melalui MoU antara Disporapar Kota Banjar dengan Pemerintah Desa Cibeureum. Hal itu dikarenakan Situ Leutik berada di wilayah Desa Cibeureum.
Lebih lanjut Nana mengatakan, regulasi yang akan mengatur soal pengelolaan Situ Leutik juga akan dikeluarkan oleh pemerintah desa melalui Peraturan Desa (Perdes), sehingga peraturan tersebut yang akan menjadi dasar untuk pengelolaannya.
“Nanti aturannya dari Perdes, jadi dasarnya dari situ, termasuk soal persentasi-persentasinya yang akan masuk ke pendapatan daerah, dan itu nanti ditentukan ketika MoU,” jelasnya.
Nana menambahkan, meski belum sah diserahkan ke desa, namun saat ini pengelolaannya sudah dilakukan oleh pihak desa, mengingat pengunjung ke Situ Leutik sudah cukup ramai. Sehingga, perlu dikelola meskipun belum ada regulasi yang mengaturnya.
“Sementara masih sama desa, kalau ada uang dari parkir atau yang lainnya, itu digunakan untuk kebersihan dan perawatan. Kalau ada pengunjung kan pasti kotor, jadi perlu dibersihkan. Tapi pengunjung tidak dipatok harga, sedikasihnya saja,” ujarnya.
Selain itu, pembangunan juga akan terus dilaksanakan. Karena menurut Nana, dengan terus diperindah akan mampu menarik pengunjung untuk datang dan berwisata ke Situ Leutik.
“Pembangunan ada tiap tahun juga, kan tempat wisata, harus diperindah lagi supaya menarik pengunjung. Tahun sekarang juga ada pembangunan untuk tempat festival domba,” terang Nana.
FKM Soroti Pembangunan di Situ Leutik
Belum adanya regulasi yang mengatur soal pengelolaan tempat wisata Situ Leutik, menjadi sorotan Forum Keluarga Mahasiswa (FKM) Kota Banjar. Terlebih adanya rencana pembangunan baru di lokasi tersebut.
Ketua FKM Kota Banjar, Awwal Muzakki Al Kautsar, mengatakan, pihaknya merasa kecewa dengan pembangunan destinasi wisata Situ Letik yang terkesan tanpa perencanaan matang.
“Seperti hanya membangun-membangun saja. Seharusnya kan dari awal juga sudah direncanakan akan dikelola oleh siapa. Sampai sekarang, atau sejak pembangunan yang sekarang selesai, ternyata juga belum ada pengelolanya,” katanya, kepada Koran HR, Selasa (04/02/2020).
Sedangkan, mengenai regulasi pengelolaan, harus secepatnya diterbitkan. Karena, dampak buruk dari tidak adanya regulasi akan berakibat fatal. Seperti halnya penarikan parkir dan lainnya bisa dikategorikan sebagai pungli (pungutan liar).
Pihaknya juga mengecam dengan adanya rencana pembangunan tambahan di kawasan destinasi wisata tersebut. Menurutnya, sebelum ada pembangunan tambahan, tentunya harus dibuat dulu regulasi dan ditetapkan pengelolanya.
“Yang sekarang pengelolanya saja belum jelas, tapi sudah mau dibangun lagi. Sebaiknya pengelolaannya dulu, kalau seperti itu terkesan hanya untuk menyerap anggaran saja,” ujarnya.
Awwal juga mengatakan, FKM akan mendorong pemerintah kota melalui audiensi dengan Walikota Banjar, untuk secepatnya dibuatkan regulasi dan kejelasan soal pengelola Situ Leutik. Namun, pihaknya pun terlebih dahulu akan mengkajinya. (Rizki/Koran HR)