Berita Ciamis, (harapanrakyat.com),– Dr H Yat Rospia Brata Drs M.Si, rektor Universitas Galuh, sekaligus ketua Dewan Kebudayan Ciamis menantang Ridwan Saidi atau Babe Saidi untuk datang ke Kabupaten Ciamis untuk membuktikan ucapannya terkait sejarah kerajaan di Ciamis.
Tantangan itu dilontarkan Yat usai beredarnya video YouTube Ridwan Saidi yang menyinggung soal kerajaan di Ciamis. Ridwan Saidi yang akrab dipanggil Babe Saidi ini dalam salah satu Video YouTube mengatakan bahwa tidak ada kerajaan di Ciamis.
Babe Saidi juga menuturkan jika prasasti yang ada di Ciamis adalah prasasti palsu yang dibuat oleh Belanda. Bahkan, dia juga mengatakan, Galuh berarti brutal.
Baca Juga: Ridwan Saidi: Tidak Ada Kerajaan di Ciamis, Prasasti Palsu, Galuh Artinya Brutal
“Kalau mau bikin halusinasi sudah saja jangan direkam. Ngobrolnya berdua saja sama hostnya itu, kasihan nantinya akan bahaya untuk Bapak sendiri. Pokoknya saya tunggu di Ciamis, kami akan datangkan para Kabuyutan untuk memperlihatkan bukti-bukti sejarah,” tegas Yat kepada HR Online, Rabu (12/2/2020).
Yat juga menyayangkan ucapan Babe Saidi yang mengganggap Galuh itu brutal ataupun pernyataannya yang lain terkait tidak adanya kerajaan Galuh di Kabupaten Ciamis.
“Padahal Ridwan Saidi merupakan budayawan, sosoknya dikenal suka dilihat di acara-acara TV swasta. Saya sangat menyayangkan Bapak bicara seperti itu, benar-benar menyinggung perasaan kami di sini,” ucapnya.
Bukan hanya itu, Yat mengaku prihatin dengan ucapan Ridwan Saidi. Dia menyarankan agar Babe Saidi menyebut referensi dari ucapannya itu.
“Kami takutnya, pernyataan Bapak menimbulkan konflik horizontal, kalau mau berucap dilihat dulu referensinya dari mana?” Tegas Yat.
Yat menambahkan, Dewan Kebudayaan bersama para Kabuyutan dan Trah Galuh menunggu Babe Saidi untuk datang ke Ciamis dan membuktikan ucapannya terkait sejarah Galuh.
“Kita di sini ada Dewan Kebudayaan yang isinya semuanya para Kabuyutan dan Trah Galuh. Untuk Bapa Ridwan Saidi, kita tunggu di sini, kami akan tunjukkan ke Bapak peninggalan-peninggalan Kerajaan Galuh,” tandasnya. (Fahmi/R7/HR-Online)