Penyebab stunting kemungkinan besar belum diketahui banyak orang. Padahal, stunting merupakan kondisi cukup bahaya, dimana pertumbuhan anak berada jauh di bawah standar anak seusianya. Stunting kerap dikaitkan dengan masalah gizi.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebut, Indonesia berada di urutan ke lima dengan jumlah terbanyak anak stunting. Di Indonesia, daerah yang paling banyak kasus stunting adlah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Angka stunting di kabupaten tersebut mencapai 40,5% , artinya hampir setengah dari jumlah balita di OKI mengalami stunting.
Baca juga: Stunting pada Anak, Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya
Penyebab stunting sendiri disebabkan oleh kurangnya asupan gizi pada balita dengan waktu lama. Stunting sendiri terjadi saat janin berada di dalam kandungan, namun stunting baru akan terlihat saat anak berusia dua tahun.
Menurut UNICEF, stunting dipersentasekan menyerang anak-anak usia 0 hingga 59 bulan. Selain menyebabkan pertumbuhan balita terhambat, stunting juga kerap dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal. Hal tersebut berpengaruh terhadap kemampuan mental dan belajar si anak, sehingga prestasi di sekolahnya rendah.
Penyebab Stunting pada Bayi dan Anak
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak, penyebab stunting yang paling utama yakni akibat kekurangan gizi dalam tenggat waktu yang lama.
Ciri anak stunting tentu dilihat dari pertumbuhan si anak. Anak usia 2-5 tahun dengan idealnya memiliki tinggi badan 120 cm, dengan berat badan antara 23 sampai 25 kg. Seorang anak anak dikatakan stunting apabila berat badannya hanya 19-20 kg dengan tinggi badan yang tidak naik-naik.
Dilansir dari BMCPublicHealth, ternyata stunting berdampak negatif bagi anak di kemudian hari, saat ia masuk sekolah hingga si anak masuki usia bekerja. Seorang yang sejak kecilnya mengalami stunting, bererisiko terkena diabetes, obesitas, hipertensi dikemudian hari.
Berikut kami telah rangkum penyebab stunting yang perlu anda kenali sejak sekarang.
1. Rendahnya Berat Badan Bayi Ketika Lahir
Berat badan bayi saat dilahirkan mencerminkan hasil perkembangan si janin ketika ada dalam kandungan, apakah gizi dan nutrisinya tercukupi atau tidak. Seorang bayi dikatakan memiliki berat lahir rendah jika saat pertama kali dilahirkan memiliki berat badan kurang dari 2500 gr (2,5 kg) atau pun beratnya dibawah 1,5 kg.
Baca juga: Aplikasi Cek Status Gizi Online, Atasi Masalah Stunting di Indonesia
Kondisi berat badan bayi yang rendah, menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Bayi dengan berat badan rendah kemungkinan akan mengalami berbagai masalah kesehatan dan berpotensi menjadi stunting.
Penyebab berat badan yang rendah pada bayi dikarenakan sang Ibu kurang asupan nutrisi dan gizi selama masa kehamilan.
2. Kurangnya Menjaga Kebersihan Lingkungan
Penyebab stunting kedua yakni karena karena kurangnya menjaga kebersihan lingkungan sehingga anak terkena bakteri jahat, yang bisa menyebabkan stunting.
Anak-anak yang terkontaminasi bakteri yang dapat menyerang dna menimbulkan infeksi usus. Apabila ini terjadi, maka status gizi mereka akan terhambat. Bahkan kasus anak yang sering sakit berulang kali seperti diare, itu disebabkan karena kurang bersihnya lingkungan sekitar rumah.
Jika anak sering sakit karena ususnya terinfeksi, maka akan berpengaruh terhadap sistem pencernaan dan kekebalan tubuhnya. Karena nutrisi dari makanan tidak terserap sempurna, maka ini akan menjadi penyebab stunting pada anak.
Mulai sekarang, lebih perhatikan lingkungan sekitar terutama kebersihan rumah. Agar anak kita tetap sehat dan terhindar dari stunting.
3. Janin Kekurangan Asupan Makanan Bernutrisi Saat Masa Kehamilan
Penyebab stunting lainnya yakni karena si anak sejak masih janin atau dalam kandungan kurang mendapat asupan nutrisi dan gizi yang sempurna. Seharusnya, sejak dalam kandungan janin harus terpenuhi gizinya.
Apabila ibu hamil jarang mengonsumsi makanan bernutrisi seperti makanan yang mengandung asam folat, zat besi, protein, kalsium dan omega-3, maka saat dilahirkan anak bisa saja kekurangan gizi.
4. Melewatkan Imunisasi Bisa Mengalami Infeksi Berulang pada Anak
Penyebab stunting bisa saja karena si anak kerap terinfeksi virus berbahaya. Agar si anak tidak mudah terinfeksi, anak harus melakukan imunisasi sesuai yang dianjurkan, agar antibodi pada tubuh si anak terbentuk dengan baik.
Anda jangan melewatkan jadwal imunisasi karena berpengaruh terhadap perkembagan dan pertumbuhan anak. Jika melewatkan imunisasi, si anak bisa saja sakit dan nafsu makannya berkurang. Ketika anak sakit, maka asupan nutrisi dan gizi pada anak akan berkurang, jika anak kurang gizi tentu bisa menyebabkan stunting.
5. Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif
Penyebab stunting yang terakhir yakni karena tidak mendapat asupan ASI eksklusif. Jika tidak ingin anak anda stunting, berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Hal ini akan memberikan perlindungan pada anak agar terhindar dari infeksi gastrointestinal yang erat kaitannya dengan stunting. Infeksi gastrointestinal akan menyebabkan malnutrisi yang parah, pada anak.
Baca juga: 3.780 Bayi di Ciamis Alami Stunting
Malnutrisi ini adalah kondisi dimana tubuh si anak tidak bisa menerima asupan gizi yang cukup. Jika anak sejak lahir tidak mendapatkan ASI yang cukup, dia akan mengalami kekurangan gizi dan sistem kekebalan tubuhnya akan rendah sehingga berakibat pada stunting.
Stunting bisa kita cegah di waktu yang tepat yakni selama masa kehamilan dan dua tahun pertama kehidupannya. Konsumsi makanan bergizi saat hamil dan berikan makana kaya nutrisi dan gizi pula saat anak lahir dan mulai tumbuh. Selain itu, jagalah kebersihan lingkungan terutama rumah.
Nah, itulah beberapa penyebab stunting yang berhasil kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat, untuk menambah wawasan anda tentang stunting. (Jujang/R8/HR Online)