Penemuan gen Neanderthal di populasi Afrika ternyata benar-benar ada. Gen ini dikatakan langka dan memang tidak ada sama sekali. Namun penemuan kali ini membuktikan bahwa gen ini benar adanya. Diperkirakan gen ini telah tersebar ke kawasan Eurasia.
Kawasan tersebut meliputi Eropa Barat hingga ke Asia Tengah. Bahkan mencapai ke kawasan Asia Utara.
Baca juga: Kenapa Tak Ditemukan Fosil Dinosaurus di Indonesia? Simak Alasannya!
Hal yang membuat terkejut adalah penemuan selanjutnya. Gen yang ditemukan masih sama namun kawasannya berbeda.
Penemuan Gen Neanderthal di Populasi Afrika
Di dunia ini ada banyak gen yang sudah tersebar di berbagai kawasan. Banyak gen yang memiliki karakteristik aneh dan sulit dimengerti.
Namun ada beberapa gen lain yang sudah lazim di kalangan masyarakat. Terkadang beberapa gen tersebut merupakan peninggalan pada zaman purba.
Gen yang turun-temurun dan terus berkembang masih ada sampai saat ini. Biasanya gen tersebut memang hanya di kawasan tertentu.
Sebab, penyebarannya tidak terlalu luas dan terkadang gen tersebut hilang dengan sendirinya. Salah satu gen lama yang kembali ditemukan adalah Neanderthal.
Baca Juga: Penemuan Fosil Thalattosaurus, Reptil Purba Berumur 200 Tahun
Gen ini dikatakan lama karena pernah hidup sekitar 600.000 tahun yang lalu. Penemuan gen Neanderthal di populasi Afrika ini cukup mengejutkan.
Ada beberapa hal yang membuat penemuan ini mengejutkan. Diantaranya adalah gen yang seharusnya tidak ada lagi namun masih muncul. Kemudian gen ini ditemukan di kawasan Afrika.
Perlu diketahui bahwa penelitian menyebutkan bahwa hanya Afrika saja yang tidak memiliki gen ini. Sebab, penyebaran gen ini hanya berada di kawasan Eurasia dan Asia. Bahkan tidak semua kawasan tersebut memiliki gen ini.
Banyak orang yang masih belum mengetahui apa itu gen Neanderthal. Genus Homo yang hidup ratusan tahun dan menempati kawasan tertentu disebut dengan gen Neanderthal.
Mulanya kawasan Afrika sama sekali tidak tersebar gen ini. Namun bagaimana bisa gen Neanderthal ini ditemukan di Afrika? Alasan yang paling logis dari para peneliti adalah adanya perkawinan silang.
Dikatakan paling logis karena gen hanya bisa diturunkan dengan adanya perkawinan silang. Hingga akhirnya mulai turun temurun dan seterusnya sampai saat ini.
Selain adanya perkawinan silang, alasan lainnya adalah migrasi. Migrasi juga memungkinkan gen ini tersebar hingga ke kawasan Afrika.
Penemuan Gen Neanderthal di Populasi Afrika
Gen Neanderthal yang sudah tersebar di kawasan Afrika memang tidak terlalu banyak. Sehingga tidak dapat dikatakan sebagai mayoritas.
Penyebarannya kurang lebih hanya mencapai 0.3% saja. Sedangkan gen Neanderthal yang dimiliki di kawasan Eurasia adalah bulat 1%.
Penemuan gen Neanderthal di Populasi Afrika bisa dianalisis dengan adanya perkawinan silang.
Orang Eropa menikah dengan Neanderthal kemudian kembali ke kawasan Afrika. Sehingga gen tersebut menyebar luas di Afrika. Kemudian tersisa dan bertahan hingga saat ini.
Penelitian ini dilakukan oleh ahli biologi evolusi Universitas Princeton. Penelitian tersebut menggunakan alat komputasi DNA yang canggih.
Sehingga penelitian genetika ini bisa berjalan dengan lancar. Penelitian yang dilakukan adalah proses dan juga pola migrasi yang dilakukan nenek moyang.
Baca juga: Evolusi Lili Laut, Fosil Berumur 480 Juta Tahun Terungkap
Bisa dibilang bahwa banyak orang Neanderthal yang berkelana ke Afrika. Kemudian berintegrasi dengan gen lokal yang ada di Afrika. Namun pola migrasinya masih belum diketahui.
Para peneliti kemudian membandingkan antara genom manusia saat ini dengan genom Neanderthal. Tujuannya untuk memperjelas penemuan gen Neanderthal di populasi Afrika.
Perbandingan tersebut mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Sebab, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa ada gen manusia purba pada genom Neanderthal.
Hal ini membuktikan bahwa ada perkawinan yang terjadi. Kurang lebih 200.000 tahun yang lalu. Tentunya hal ini diakibatkan oleh adanya migrasi.
Perjalanan yang dilakukan oleh nenek moyang juga bermula dari kawasan Afrika. Kemudian berlanjut hingga ke Eropa bahkan hingga ke Asia.
Dalam perjalanan tersebut bertemu dengan sekumpulan orang Neanderthal. Akhirnya menimbulkan jejak genom yang masih ada hingga saat ini. Meskipun sudah ratusan ribu tahun yang lalu.
Jejak genom tersebut merupakan dampak dari adanya perkawinan silang. Kemudian migrasi tersebut berarah ke kawasan Afrika. Dalam arti lain yaitu kembali setelah berjalan jauh.
Kemudian genom Neanderthal tersebut tumbuh dan bercampur dengan gen lokal Afrika. Inilah yang membuat peneliti menemukan adanya gen Neanderthal di Afrika.
Penemuan gen Neanderthal di populasi Afrika dikatakan tidak memungkinkan. Namun dari penelitian tersebut memang logis dan menunjukkan perilaku serta migrasi nenek moyang terdahulu. (R10/HR-Online)