Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Terkait merebaknya virus penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sempat menyebabkan jatuhnya korban jiwa di Kota Banjar, Jawa Barat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar mengklaim bahwa pihaknya tidak terlambat dalam penanganan masalah tersebut.
Kepala Dinkes Kota Banjar, H. Herman Umar, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, H. Agus Budiana, mengatakan, pihak Dinkes sebelumnya sudah melakukan upaya pencegahan, bahkan di tahun 2019 kemarin kasusnya menurun dibandingkan dengan tahun 2018.
“Kami tidak terlambat, justru itu malah ada penurunan 50 persen dibanding tahun sebelumnya,” terang Agus, kepada sejumlah awak media, Kamis (09/01/2020).
Ia juga menjelaskan, pada tahun 2018, warga yang terserang DBD jumlahnya mencapai 100 orang. Sedangkan, untuk tahun 2019, tercatat dari bulan Januari hingga Desember hanya 57 orang.
Baca Berita Terkait: DBD Renggut Nyawa Pelajar di Kota Banjar
Adapun data dari pihak RSUD Kota Banjar yang mencapai sekitar 250 orang pada tahun 2019 itu, lanjut Agus, tidak seluruhnya masuk sebagai pasien demam berdarah dengue.
Sebab, demam itu ada dua jenis, demam dengue dan demam berdarah dengue atau biasa dikenal DBD, dan demam jenis DBD yang membahayakan hingga bisa mengakibatkan kematian.
“Jadi, untuk data 57 orang di tahun 2019 itu yang masuk jenis DBD. Sisanya 194 orang bukan kategori DBD,” jelasnya.
Upaya Pencegahan
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes Kota Banjar saat ini juga tengah melakukan penyelidikan epidemiologi langsung ke tempat yang menjadi wabah terjadinya penyebaran virus DBD.
“Sudah ada pengiriman petugas ke lapangan untuk pengecekan, jika memang nantinya diperlukan fogging atau penyemprotan. Selain itu juga dilakukan sosialisasi,” katanya.
Meski begitu, memasuki musim penghujan ini pihaknya tetap mengimbau kepada warga masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, dan membiasakan prilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS sebagai upaya pencegahan.
Karena semua daerah berpotensi menjadi tempat menularnya virus demam berdarah. Untuk itu, masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan, dan segera periksa ketika sudah ada gejala. (Muhlisin/R3/HR-Online)