Berita Ciamis (harapanrakyat.com).- Pengusaha sagon di Ciamis sampai saat ini tetap bertahan, walaupun kesulitan bahan baku kelapa. Sebut saja, H Eman Suhaeman, pengusaha sagon di Dusun Cikatomas RT 10 RW 04 Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Dia mengakui, saat ini pengusaha sagon kesulitan bahan baku utama produksi sagon yakni kelapa. Kata dia, ada kalanya kelapa lokal Ciamis hilang dipasaran. “Akibatnya, pengusaha sagon terpaksa membeli kelapa dari Sumatera lewat agen, padahal Ciamis dari dulu terkenal sebagai penghasil kelapa di Indonesia,” ujar H Eman, Kamis (16/1/2020).
Harga kelapa Sumatera ternyata lebih mahal ketimbang kelapa lokal Ciamis. Kata dia, kelapa lokal paling mahal Rp 3.500 perbutir, namun kelapa Sumatera mencapai Rp 4.000 perbutir.
“Tentu karena mahalnya harga kelapa, biaya produksi sagon menjadi meningkat. Sedangkan kami, menjual sagon masih dengan harga normal,” ucapnya.
Dalam satu bulan produksi, Eman membutuhkan sekitar 4.000 butir kelapa. Saat ini, ada empat pengusaha sagon yang berada di daerahnya, dan membutuhkan kelapa dengan jumlah yang sama setiap bulannya.
“Artinya dalam satu bulan, pengusaha sagon di daerah saya (Handapherang), membutuhkan sekitar 16.000 butir kelapa. Jumlah tersebut belum bisa terpenuhi oleh ketersediaan kelapa lokal Ciamis yang semakin berkurang,” jelasn H Eman.
Kata dia, banyak faktor yang menyebabkan kelapa lokal Ciamis sulit didapatkan di masyarakat ataupun sentra kelapa. Musim kemarau panjang kemarin, cukup berpengaruh terhadap persediaan kelapa tua di Ciamis.
Pasalnya, banyak masyarakat yang lebih memilih menjual kelapa muda, ke penjual es kelapa muda. “Selain itu kemungkinan pohon kelapa di Ciamis mulai berkurang jumlahnya, sehingga stok kelapa di petani berkurang,” katanya.
Bertahan Sejak Tahun 1970
Lebih lanjut H Eman mengatakan, dirinya sudah menggeluti usaha sagon sejak tahun 1970. Usahanya terus bertahan dan kini diikuti oleh tiga orang anaknya. Dia bersama ketiga anaknya kini memiliki masing-masing satu pabrik sagon.
“Alhamdulillah puluhan tahun menggeluti bisnis sagon, pasang surut usaha pasti ada. Yang jelas saya bersyukur, dengan adanya usaha sagon ini setidaknya bisa menyerap tenaga kerja di lingkungan masyarakat,” ungkapnya.
Selama ini, H Eman memasarkan produksi sagon miliknya ke berbagai kota besar sebut saja Jakarta, Bandung, Solo hingga Pekalongan.
Dia pun mengaku akan terus mengembangkan usaha sagon miliknya, sebagai upaya melestarikan makanan khas Ciamis agar tidak hilang ditelan zaman. (Jujang/R8/HR Online)