Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Keberadaan tiga lokasi destinasi wisata baru Kota Banjar yang dibangun menjadi perhatian publik, yakni Lembah Pajamben dan Ekopark di wilayah Kecamatan Pataruman, serta Situ Leutik.
Tiga proyek yang semuanya hampir selesai dibangun itu menjadi salah satu alternatif bagi warga untuk mengisi libur di akhir pekan bersama keluarga, dengan liburan murah meriah yang ada di Banjar.
Di Ecopark yang berada di sempadan Sungai Citanduy, dan lokasinya berdekatan RSUD Kota Banjar, ratusan warga sudah mulai mendatangi lokasi tersebut sekedar untuk swafoto. Bahkan tidak sedikit yang sudah melakukan review di media sosial mereka.
Untuk memasuki kawasan ini, pengunjung bisa menggunakan dua jalur, yakni via tempat parkir RSUD atau melalui Gang SDN 1 Hegarsari, Jalan Pegadaian, Kota Banjar.
Pantauan Koran HR di lokasi Ecopark, Minggu (05/01/2020), tampak puluhan pekerja masih membenahi sejumlah bagian yang belum selesai dikerjakan. Sementara itu, sebagian pengunjung tampak asyik swafoto di labirin yang terbuat dari rumput sintentis.
Menurut salah satu pengunjung asal Pataruman, Entin (42), Ecopark di kawasan tersebut dinilai cukup mengobati warga untuk menikmati wisata baru Kota Banjar yang ingin menghabiskan waktu libur bersama keluarga.
Selain murah meriah karena tidak berbayar, juga lokasinya tidak kalah menarik dengan lokasi wisata yang ada di daerah lain. “Lumayan bagus sih. Hanya saja ini lokasinya masih banyak yang belum tahu. Apalagi jalannya itu ada yang masuk melalui gang sekolah. Kalau lewat RSUD kan kena parkir,” ungkap Entin, kepada Koran HR.
Berbeda dengan Ecopark, di Lembah Pajamben yang berada di Desa Binangun, Kecamatan Pataruman, juga tidak kalah ramainya. Di lokasi yang sebelumnya pernah dibangun destinasi wisata itu kini disulap cukup megah dengan sentuhan anggaran miliaran dari pemerintah provinsi.
Meski hampir semua bagian di Lembah Pajamben sudah selesai, namun dikabarkan masih dalam tahap pemeliharaan pihak ketiga. Sedangkan, pengelolaannya sendiri masih belum ada kejelasan.
Budy Ramdani, salah seorang warga setempat yang berjaga di pintu gerbang Lembah Pajamben, mengatakan, sejak selesainya pembangunan destinasi wisata baru Kota Banjar tersebut, banyak warga yang datang.
Namun, saat itu belum ada yang menjaga dan membersihkan lokasi. Bahkan sempat terjadi peristiwa yang tidak diinginkan ketika pekerja memasang bagian gapura, ada salah satu yang terlindas motor pengunjung.
“Saat itu kan bingung siapa yang harus bertanggungjawab, karena tidak ada yang tahu siapa pelakunya. Yang jelas itu pengunjung. Kita juga saat itu tidak diminta atau dilibatkan dalam proyek ini,” kata Budy, kepada Koran HR.
Setelah kejadian itu, lanjut Budy, sebagian pemuda dari Karang Taruna Desa berinisiatif menjaga pintu gerbang lokasi Lembah Pajamben, dan menata kendaraan pengunjung yang datang. Bahkan, sejak pagi hingga dini hari para pemuda rela berjaga agar lokasi tersebut tetap aman.
Menurutnya, meski pengelolaan Lembah Pajamben belum jelas statusnya, namun pihaknya sebagai warga setempat tidak menginginkan ada hal-hal terjadi di luar dugaan, baik mesum maupun mabuk-mabukan.
“Intinya, kita jaga ini dengan kerelaan. Parkir pun kita tidak tarif, takutnya disangka pungli. Kalau ada yang kasih, ya kita terima. Memang belum jelas ini siapa nanti pengelolanya. Sebelum itu, tentu saja aset ini harus dijaga dengan baik kan,” kata Budy.
Di Lembah Pajamben, berdasarkan panatauan di lapangan, pengunjung selain bisa menikmati lokasi di perbukitan dengan ber-swafoto, juga bisa menikmati sarana permainan anak. Selain itu, terdapat pula bangunan gazebo untuk berteduh dan berkumpul.
Hal serupa terlihat pula di Situ Leutik, Desa Cibeureum. Lokasi yang dibangun sejumlah dinas Pemkot Banjar ini juga tampilannya berubah. Terutama di bagian pintu masuk dan pinggir-pinggir situ yang sudah memiliki spot swafoto. Ratusan pengunjung terlihat di berbagai sudut bangunan.
“Iya lumayan bagus, ada banyak pilihan walaupun ada yang mirip dengan di Pajamben. Itu bangunan saungnya kan mirip. Kalau bangunan yang setengah lingkaran itu panas sekali, mungkin belum ada pendinginnya,” kata Susi Larasati, salah satu pengunjung Situ Leutik, kepada Koran HR. (Muhafid/Koran HR)