Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Harga petai di Pangandaran anjlok sampai Rp 400 per lonjor. Hal itu disebabkan karena musim panen petai saat ini melimpah, sehingga berdampak pada harga jual.
Padahal, saat musim panen tahun kemarin, harga ecerannya mencapai Rp.10.000 per lonjor.
Salah seorang pengepul asal Dusun Citarunggang, Desa Pangkalan, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jani Cilok mengatakan, selain murahnya harga pete dikarenakan panen tahun ini sangat melimpah, ditambah lagi panennya merata hampir di setiap daerah sedang musim panen.
“Pedagang petai di pasar Cikurubuk Tasikmalaya kini hanya membeli dengan harga Rp 120.000 per bistel (1 bistel petai = 400 lonjor), atau hanya Rp 300 per lonjor,” ujarnya kepada HR Online, Sabtu (25/1/2020).
Jani menambahkan, untuk normalnya harga petai di pasaran berada diangka Rp.400.000 per bistel. Namun karena tahun ini sedang serempak panen petai di tiap daerah, jadi harganya anjlok.
Lebih lanjut Jani mengatakan, meski harganya kini sedang terjun bebas, namun masa panen petai tidak bisa ditunda-tunda.
“Sebab, apabila petai sudah tua harus segera dipanen, kalau tidak segera dipanen malah masak dan menghitam,” ucapnya.
Komoditi petai dari daerah Langkaplancar, Pangandaran, jika dijual di pasar Cikurubuk hanya termasuk ke kelas nomor 2. Dan itu masih kalah dengan petai dari daerah Ciamis.
Meski begitu, katanya, komoditi petai di wilayah Langkaplancar tergolong unggul. “Karena hampir setiap musim panen dari Langkaplancar bisa menghasilkan ratusan bistel,” pungkasnya. (Cenk/R5/HR-Online)