Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Rumah retak membuat rasa was-was dan khawatir selalu menghantui Endang (70), bersama tiga anggota keluarganya, warga RT. 01, RW. 01, Lingkungan Parungsari, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar.
Pasalnya, hampir semua bagian dinding rumahnya retak-retak akibat gempa bumi yang sempat melanda rumahnya dua tahun lalu. Tak hanya retak-retak, sebagian dinding bagian dalam sudut rumahnya juga terpisah lantaran kontruksi bangunan tidak dilapisi dengan besi penguat.
Belum sempat memperbaiki rumahnya, kini Endang harus dihantui musim penghujan karena khawatir kondisi kerusakan semakin bertambah parah. Terlebih lokasi rumahnya berada di daerah perbukitan yang rawan longsor.
“Kemarin bagian samping depan juga kena longsor. Sebetulnya saya takut dan khawatir menempati rumah, tapi mau gimana lagi,” tutur Endang, saat ditemui Kora HR di rumahnya, Jum’at (10/01/2020).
Memang, lanjut Endang, sudah banyak yang melakukan pendataan dan meninjau ke rumahnya untuk diusulkan supaya mendapat bantuan. Namun, sampai saat ini belum juga ada informsi kelanjutannya.
“Sudah sering didata mah, tapi katanya belum bisa, nunggu ada anggaran dulu. Kalau saya kan cuman warga, ya mau gimana lagi, katanya juga begitu,” ungkapnya.
Agar rumahnya tidak roboh, Endang pun mengaku hanya bisa memperbaiki semampunya dengan menambal bagian yang mengalami kerusakan parah, dan menopangnya menggunakan bambu.
“Kadang saya perbaiki beberapa bagian rumah agar tidak bertambah parah kerusakannya, apalagi sekarang sudah mulai musim penghujan,” imbuh Endang.
Sudah Diusulkan
Ditemui terpisah, Lurah Karangpanimbal, Herniati Aisyah, membenarkan bahwa memang kondisi rumah Endang retak-retak akibat gempa bumi yang terjadi sekitar dua tahun lalu. Bahkan, bagian depan samping rumahnya juga tergerus longsor.
Menurut Herniati, selama ini pihak kelurahan pun sudah mengusulkan untuk mendapatkan bantuan pada saat proses Musrenbang sejak tahun 2018, namun belum terealisasi sampai sekarang.
“Sudah pernah diajukan pada saat proses Musrenbangdes dulu juga sudah pernah dilaporkan. Mungkin karena anggaranya belum ada,” katanya, saat dikonfirmasi Koran HR, Senin (13/01/20).
Herniati juga menjelaskan, karena lokasi rumah Endang berada di kawasan longsoran tanah labil, maka untuk mengantisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan, pihak kelurahan dan BPBD Kota Banjar sudah meninjau langsung ke lokasi.
Selain itu, pihaknya juga sudah pernah mengajak Endang untuk sementara waktu mengungsi dulu, namun dia lebih memilih tinggal di rumahnya.
“Untuk sementara ini kami bersama BPBD akan membuatkan tebing penahan rumah guna mencegah adanya longsoran susulan,” jelas Herniati. (Muhlisin/Koran HR)