Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),– Dalam dua pekan terakhir BKSDA Pangandaran menemukan 2 bangkai penyu terdampar di pinggir pantai. Penyebab kematian penyu di Pangandaran tersebut diduga kuat akibat terjerat kail renteng milik nelayan.
Kepala BKSDA Pangandaran, Uking Iskandar berharap para nelayan berhati-hati saat menggunakan kail, terutama kail renteng.
“Kalau kailnya satu, mungkin masih kuat, tapi kalau kail jenis renteng kan banyak, bisa sampai puluhan mata kail yang tertancap di tubuh penyu. Makanya penyu bisa sampai mati,” kata Uking kepada HR Online, Kamis (2/1/2019).
Menurut Uking, BKSDA sudah beberapa kali melakukan sosialisasi kepada nelayan terkait kail ataupun jaring yang dapat membunuh penyu tersebut.
“Sejauh ini, belum ada formulasi aturan atau kesepakatan yang bisa menghindari penyu jadi korban salah sasaran,” katanya.
Meskipun demikian, kata Uking, nelayan Pangandaran sejauh ini memiliki kepedulian terhadap kelangsungan hidup penyu di Pangandaran.
“Penyu yang terjaring segera diselamatkan, kalau tertancap kail segera dilepaskan sebelum semakin banyak kail yang tertancap. Hanya saja nelayan dari luar Pangandaran yang terkadang kepeduliannya masih kurang,” ungkapnya.
Sementara itu, populasi penyu belakangan ini terus merosot. Karena itu, kata Uking, perlu kesadaran semua pihak agar populasinya terjadi dan penyu bisa lestari.
Sebelumnya, pengunjung pantai Barat Pangandaran dibuat heboh, lantaran penemuan bangkai penyu yang terseret ombak dan terdampar di pantai.
Penemuan bangkai penyu di area surfing tersebut menjadi tontonan pengunjung. Sampai-sampai ada pengunjung yang ingin mengambilnya untuk kemudian diawetkan dan jadi hiasan.
Temuan bangkai penyu itu kemudian dilaporkan kepada petugas BKSDA Pangandaran. Bangkai penyu itu relatif masih kecil, bobotnya sekitar 4 Kg dan usianya ditaksir sekitar 4 bulan. Sementara jenisnya adalah penyu sisik. Setelah diperiksa petugas, bangkai penyu itu kemudian dikubur. (Entang/R7/HR-Online)