Heboh virus corona yang mematikan di Wuhan, Cina, membuat para ilmuwan kembali getol meneliti 33 virus berbahaya yang ditemukan saat es gletser Tibet mencair.
Diantara virus tersebut, 28 virus bahkan tidak pernah terdeteksi sebelumnya.Para peneliti menduga, puluhan virus tersebut sudah ada sejak 15 ribu tahun lalu.
Virus-virus itu ditemukan di daratan tinggi barat laut Cina. Para peneliti kemudian mempelajarinya untuk mengetahui virus berbahaya mana yang bisa berkembang pada iklim dan lingkungan tertentu.
Baca Juga: Gejala Virus Corona yang Lagi Viral dan Cara Mencegahnya
Seperti dikutip HR Online dari Live Science, Senin (27/1/2020), para peneliti memiliki skenario terburuk terkait pencairan es di Tibet tersebut.
“Selain sebagai akibat perubahan iklim, pencairan es itu bisa melepaskan pathogen atau inang penyakit ke lingkungan yang berbeda,” tulis para peneliti.
Itu berarti mencairnya es di sejumlah wilayah di dunia bisa melepaskan sejumlah virus berbahaya yang belum bisa diketahui obatnya.
Pada tahun 1992 dan 2015, sejumlah peneliti mengumpulkan dua sampel yang diambil dari inti es gletser yang mencair di Tibet.
Saat itu belum ada tindakan khusus terkait sampel tersebut, terutama agar tidak ada kontaminasi mikroba dari virus berbahaya tersebut pada lingkungan tertentu.
Baca Juga: Berita Hoaks Soal Virus Corona, Kamu Harus Tahu
Pengambilan Sample Virus Berbahaya
The New York Post melaporkan, saat peneliti mengambil sampel tersebut, mereka sengaja membangun tempat singgah sederhana. Suhu dalam tempat singgah tersebut mencapai minus 5 derajat celcius. Dengan memakai pita yang sudah steril, mereka kemudian memotong-motong es pada suhu tersebut.
Selanjutnya, mereka mencucinya dengan etanol. Sementara satu sample inti es yang lainnya disterilkan dengan air. Barulah setelah itu mereka mendapatkan bagian inti es yang tidak lagi terkontaminasi.
Hasil penelitian tersebut, membuka pengetahuan baru terkait genom virus berbahaya. Termasuk ekologinya di es gletser. Selain itu juga diteliti beberapa kemungkinan terkait dampak kehadiran mikroba yang melimpah di lingkungan dingin seperti gletser Tibet.
Sejumlah peneliti mengatakan, jika pemanasan global terus berlangsung dan menyebabkan es di permukaan Bumi mencair, bukan tidak mungkin sejumlah virus berusia ribuan tahun kembali aktif. Bahkan bisa menginfeksi manusia. (Ndu/R7/HR-Online)